Monday, March 26, 2018

Program dan Perkembangan KB di Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Indonesia termasuk negara dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang besar dan berpenduduk banyak. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan pemutakhiran data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, diperkirakan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun. Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah/negara atau lembaga terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduknya.
Selama rentang 1900-2000, program Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang, " ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.Sugiri Syarief, MPA dalam acara Studium Generale ‘Kependudukan dan Program Keluarga Berencana: Peluang dan Tantangan', Jum'at (19/6) di Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara ini digelar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan BKKBN.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 meningkat menjadi 237,6 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 melebihi Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025, yaitu 234,1 juta jiwa. Program KB merupakan salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Apabila program Keluarga Berencana (KB) tidak ditangani dengan serius maka laju pertumbuhan penduduk Indonesia akan jauh lebih besar lagi. Pembangunan kependudukan yang didukung oleh program Keluarga Berencana telah berhasil menurunkan angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) dari 2,4 (Adjusted TFR SDKI 2002-2003) menjadi 2,3 anak perwanita (Adjusted TFR SDKI, 2007).
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan seperti di minimarket.
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini mencegah kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia adanya keluarga berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan negara-negara barat.
Jumlah penduduk yang besar dalam suatu negara mempunyai dampak terhadap pembangunan negara tersebut antara lain dalam hal kesejahteraan penduduknya. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah salah satu institusi yang bertanggung jawab dalam hal pengendalian jumlah penduduk di Indonesia. Dalam hal ini BKKBN tidak hanya bertanggung jawab untuk menurunkan angka kelahiran (TFR), tetapi juga bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.
Salah satu yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia adalah faktor ekonomi penduduk indonesia yang masih banyak yang rendah. Ini terbukti dari data Indek pembangunan manusia dimana peringkat Indonesia di tahun 2014 berada pada posisi 108 dari 187 negara di seluruh Asia Pasifik. Dalam hal ini berarti berjuta-juta penduduk di seluruh wilayah wilayah Indonesia hidup sedikit di atas garis kemiskinan yang ekstrim, Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum pada makalah adalah mempelajari tentang Apakah itu KB dan dampaknya bagi masyarakat.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengidentifikasi Kelebihan, kekurangan, peluang serta tantangan dari program KB.
b.      Mengidentifikasi kesimpulan dan apa yang harus kita lakukan untuk menyikapi KB.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan KB di Indonesia
1.      Periode Perintisan dan Pelaporan
a.       Sebelum 1957 – Pembatasan kelahiran secara tradisional (penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama setelah coitus).
b.      Perkembangan birth control di daerah – Berdiri klinik YKK (Yayasan Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta. Di Semarang : berdiri klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P, memulai di poliklinik bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang, Medan).
2.      Periode Persiapan dan Pelaksanaan
Terbentuk LKBN (Lembaga Keluarga Berencanan Nasional) yang mempunyai tugas pokok mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga dan rakyat. Bermunculan proyek KB sehingga mulai diselenggarakan latihan untuk PLKB (Petugas Lapangan keluarga Berencana).
B.     Perkembangan Organisasi
1.      Dasar Pembentukan Organisasi KB
Plato (427-347 SM) menyarankan agar pramata social dan pemerintah sebaiknya di rencanakan dengan pertumbuhan penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Malthus (1766 – 1834) pada jaman industry sedang berkembang manusia jangan terlalu banyak berkhayal bahwa dengan kemampuan tekhnologi mereka akan dapat memenuhi segala kebutuhan karna pertumbuhan manusia laksana deret ukur, sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam untuk memenuhinya berkembang dalam deret hitung. Dengan demikian dalam suatu saat, manusia akan sulit untuk memenuhi segala kebutuhannya karna SDA yang sangat terbatas.
Pernyataan Malthus yang merupakan kekhawatiran terhadap pertumbuhan penduduk telah muncul kepermukaan di Negara besar seperti : China, India, dan termasuk Indonesia.
Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan perhatian terhadap tingginya angka kemaatian Maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk menetapkan konsep primary Health Care yang memberikan pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan keluarga berencana, dan meningkatka layanan rujukan.
Tahun 1984, population conference di Meksico, menekankan arti pentingnya hubungan antara tingginya fertilitas dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan kehidupan Ibu dan perinatal.
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan pendudukan di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha- usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat, uasaha- usaha di bidang pembangunan ekonomi dan social yang telah di laksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia di muka bumi tercinta ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi melalui gerakan yang lebih intensif pada pelaksanaan KB.
Tanpa gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada kemiskinan, kemelaratan, dan kebodohan yng merupakan malapetaka manusia yang paling dahsyat dan mencekam. Gerakan Kb yang kita kenal sekarang bermula dari kepeloporan bebe rapa orang tokoh, baik dalam maupun luar negri. Sejak saat itulah berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB diseluruh dunia termasuk Indonesia yang mendirikan PKBI (perkumpulan warga berencana Indonesia)
2.      Jejak-Jejak Pemikiran tentang Kependudukan dan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini mencegah kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia adanya keluarga berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan negara-negara barat.
Dari uraian yang dikemukakan di atas timbullah pertanyaan “Kapankah terjadinya tanggal sejarah permulaan didudukkannya alat kontrasepsi sebagai sarana yang bersifat medis dan dilandasi keilmuan.
3.      Peristiwa Bersejarah dalam Perkembangan KB di Indonesia
a.       Pada bulan Januari 1967 diadakan symposium kontrasepsi di Bandung yang diikuti oleh masyarakat luas melalui media masa
b.      Pada bulan Februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapka agar KB sebagai program pemerintah segera dilaksanakan
c.       Pada bulan April 1967 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menganggap bahwa sudah waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan menyelenggarakan proyek KB DKI Jakarta Raya
d.      Tanggal 16 agustus 1967 gerakan KB di Indonesia memasuki era peralihan pidato Pemimpin Negara selama orde lama. Organisasi pegerakan dilakukan oleh tenaga suka rela dan beroperasi secara diam- diam karena kepala Negara waktu itu anti terhadap KB , maka dalam orde baru gerakan KB di akui dan di masukan dalam program pemeritah
e.       Bulan Oktober 1968 berdiri lembaga KB nasional ( LKBN ) yang sifatnya semi pemerintah yang dalam tugasnya di awasi dan di bombing oleh mentri Negara kesejahteraan rakyat, merupakan kristalisasi dan kesungguhan pemerintah dalam kebijakan KB
Peristiwa peristiwa bersejarah didalam perkembangan di Negara Indonesia adalah masuknya program KB itu kedalam repelita I. adanya KUHP pasal 283 yang melarang menyebarluaskan gagasan KB sehingga kegiatan penerangan dan pelayanan masih dilakukan secara terbatas.
4.      Tahap –Tahap program KB Nasional
Adapun tahap kebijakan pemerintah dalam penyelenggarakan program KB Nasional di Indonesia adalah
a.       Tahun 1970 – 1980 di kenal dengan Manajement For The People
1)      Pemerintah lebih banyak berinisiatif
2)      Partisipasi masyarakat rendah sekali
3)      Terkesan kurang demokratif
4)      Ada unsure pemaksaan
5)      Berorientasi pada target
b.      Tahun 1980 – 1990 terjadi perubahan pada Manajement With The People
1)      Pemaksaan di kurangi
2)      Di mulainya program safari pada awal 1980_an
c.       Tahun 1985 – 1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru, dengan kebijakan:
1)      Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang akan dipakainya meskipun masih tetap dipilhkan jenis kontrasepsinya.
2)      Dari 5 jenis kontrasepsi di pilihkan salah satu dari jenisnya
d.      Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan program Kb Lingkar Emas yaitu:
1)      Pilih alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan pada peserta, asal jenis kontrasepsi sudah terdapat di departemen kesehatan.
2)      Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya.
e.       Tahun 1998 terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan kelurga ( Income Generating ) pada tanggal 29 juni 1994 presiden Suharto di sidoarjho melaksanakan plesterisasi / lantainisasi rumah- rumah secara gotong royong untuk keluarga presejahtera


5.      Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia
a.       Sosial Ekonomi
Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk Indonesia di pengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.
Dengan suksesnya program KB maka perekonomiansuatu negara akan lebih baik karen dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.
b.      Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode kontrasepsi, faktor – faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita.
c.       Pendidikan
Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak di gunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait sebagai metode kontrasepsi.
d.      Agama
Para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa perdarahan yang tidak teratur  yang disebabkan sebagian metode hormonal akan sangat menyulitksn mereka selama haid mereka dilarang bersembahyang. Disebaagian masyarakat, wanita hindu dilarang mempersiapkan makanan selama haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah.
e.       Status Wanita
Status wanita dalam masyarakat dapat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi didaerah daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode – metode yang lebih mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan. Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin hanya dapat sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya peraturan yang mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB dapat diperoleh.
6.      Organisasi Organisasi KB di Indonesia
a.      Organisasi non pemerintah yaitu PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari kalangan kesehatan memulai prakarsa kegiatan KB, kegiatan kelompok ini berkembang hingga berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ). Pada tahun 1957 tepatnya pada tanggal 23 Desember 1957 dengan Dr. R Soeharto sebagai ketua PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela.
Visi PKBI : Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.
Misi PKBI : Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggungjawab dalam keluarga Indonesia melalui pengembangan program, pengembangan jaringan dan kemitraan dengan semua pihak pemberdayaan masyarakat di bidang kependudukan secara umum, dan secara khusus di bidang kesehatan reproduksi yang berkesetaraan dan berkeadilan gender.
Tujuan dari PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui 3 macam usaha yaitu :
1)      Mengatur kahamialn
2)      Mengobati kemandulan
3)      Memberi nasehat perkawinan
Pada tahun 1970 LKBN di bubarkan oleh pemerintah dan kemudian di bentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ).
b.      Organisasi pemerintah yaitu BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)
Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional. Penanggung jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat yang dibantu Dewan Pembimbing Keluarga Berencana.
1)      Dasar pertimbangan pembentukan BBKBN
a)      Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan jalan lebih memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia.
b)      Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik masyarakat maupun pemerintah secara maksimal.
c)      Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
2)      Tugas pokok BBKBN
a)      Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha pelaksanaan program keluarga berencana nasional yang dilakukan oleh unit-unit pelaksana.
b)      Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional.
c)      Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
d)     Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara asing maupun badan-badan internasional dalam bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
e)      Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
3)      Perkembangan BBKBN dimasa sekarang
a)      VISI :  Keluarga berkualitas 2015.
b)      MISI : Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.
c)      Tugas pokok : Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d)     Landasan hukum
(1)          TAP MPR No. IV/1999 ttg GBHN
(2)          UU No. 22/1999 ttg OTODA
(3)          UU No. 10/1992 ttg PKPKS
(4)          UU No. 25/2000 ttg PROPENAS
(5)          UU No. 32/2004 ttg PEMERINTAHAN DAERAH
(6)          PP No. 21/1994 ttg PEMBANGUNAN KS
(7)          PP No. 27/1994 ttg PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
(8)          KEPPRES No. 103/2001
(9)          KEPPRES No. 110/2001
(10)      KEPPRES No. 9/2004
(11)      KEPMEN/Ka.BKKBN No. 10/2001
(12)      KEPMEN/Ka.BKKBN No. 70/2001
e)      Filosofi BBKBN adalah menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga berencana.
f)       Grand Strategi
(1)     Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB
(2)     Menata kembali pengelolaan program KB
(3)     Memperkuat SDM operasional program KB
(4)     Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB;
(5)     Meningkatkan pembiayaan program KB.
Nilai-nilai yang terkandung dalam grand strategi adalah integritas, energik, profesional kompeten, partisipatif, konsisten, organisasi pembelajaran, kreatif/ inovatif.
Kebijakan dari adanya grand strategi adalah pndekatan pemberdayaan, pendekatan desentralisasi, pendekatan kemitraan, pendekatan kemandirian, pendekatan segmentasi sasaran, pendekatan pemenuhan hak (rightbased), pendekatan lintas sektor.
g)      Strategi
(1)   Re-Establishment adalah mmbangun kembali sendi-sendi pogram KB nasional sampai ke tingkat lini lapanngan pasca penyerahan kewenangan.
(2)   Sustainability adalah memantapkan komitmen program dan kesinambungan dukungan oleh segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah.
4)      Perkembangan BKKBN
Keputusan presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu Depkes sebagai unit pelaksanaan program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertanggung jawab penuh mengenai pelaksanaan program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah
a)      Memungkinkan program- program melepaskan diri pendekatan klinis yang jangkauannya terbatas.
b)      Memungkinkan besarnya peranan pakar – pakar non medis dalam mensukseskan program keluarga berencana di Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.
Sedangkan fungsi BKKBN adalah pengkoordinasi, perencana, perumus kebijakan, pengawas  pelaksana dan evaluasi. Pada waktu itu tujuan program keluarga berencana adalah :
a)      Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak keluarga dan bangsa.
b)      Mengurangi angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup rakyat dan bangsa.

Dalam perkembangan selanjutnya BKKBN mengembangkan lagi kegiatannya menjadi program nasional kependudukan dan KB (KKB) yang pada waktu ini mempunyai 2 tujuan :
a)      Tujuan demografis, yaitu mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1979 menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50 % dari keadaan pada tahun 1971.
b)      Tujuan normatif, yaitu dapatdihayati norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang pada satu waktu akan menjadi falsafah hidup masyarakat dan bangsa Indonesia.
5)      BKKBN pusat
Melalui kepres no. 38 tahun 1978 tentang tugas pokok BKKBN. BKKBN pusat berfungsi untuk mempersiapakn kebijakan umum dan mengkoordinasi pelaksanaan program KB nasional dan kependudukan yang mendukungnya, baik ditingkat pusat maupun daerah, serta mengkoordinasi penyelenggaraan dilapangan.
6)      BKKBN Prop. / Kab / Kota
Melalui surat keputusan Kep. BKKBN provinsi dan perwakilan BKKBN  kabupaten / Kota, BKKBN Provinsi Kabupaten / Kota berfungsi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi BKKBN di provinsi dan kabupaten / Kota yang antara lain :
a)      Menkoordinir penyelanggaraan KB di tingkat provinsi kabupaten / kota
b)      Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak-pihak terkait.
c)      Mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan program KB
d)     Menyusun dan pelaporan KB ke tingkat provinsi maupaun pusat
7)      Tingkat Kecamatan
BKKBN tingkat kecamatan berfungsi:
a)      Mengkoordinasi penyelenggaraan KB tingkat kecamatan.
b)      Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak-pihak terkait.
c)      Mengdakan evaluasi pelaksanaan program KB berdasarkan laporan dan cakupan wilayah.
d)     Pelaporan pelaksanaan kegiatan program KB ke tingkat Kabupaten / Kota.
8)      Tingkat desa (PPKBD / sub PPKBD)
Fungsi dari PPKBD / sub PPKBD yang berada di tingkat desa antara lain :
a)      Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana dan pil KB ulangan pada peserta KB
b)      Membina kelestarian peserta KB
c)      Memberi nasehat-nasehat untuk peserta KB akibat efek samping bila perlu merujuk
d)     Pencatatan dan pelaporan sederhana
e)      Memotivasi calon peserta KB baru
f)       Membantu PLKB di daerahnya
g)      Membantu penanggulangan isu-isu yang merugikan gerakan KB bersama aparat yang berwenang
h)      Menerima, menyimpan dan menyalurkan alat kontrasepsi sederhana
7.        Tingkat pos pelayanan terpadu (posyandu / pos kesehatan terpadu)
Petugas KB di tingkat posyandu berfungsi antara lain :
a.       Membantu petugas KB dalam pendataan peserta KB
b.      Membina kelestarian peserta KB dan penanggulangan isu-isu yang merugikan program KB
c.       Melayani kontrasepsi sederhana dan pil ulang
d.      Pelayanan rujukan sesuai kemampuan
e.       Pencatatan dan pelaporan
f.       Membantu pelaksanaan kegiatan integrasi dengan kegiatan KIA, imunisasi, konseling, upaya PKMD, upaya UPPKS,gizi dan penaggulangan diare

C.    BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
1.      Logo BKKBN

Logo BKKBN sebagai hasil dari adaptasi dari logo terdahulu bertujuan untuk mempertegas eksistensi dan peran BKKBN dalam era masa kini yang penuh perubahan.Sebagai lembaga yang berhubungan langsung dengan masyarakat, BKKBN sudah selayaknya mempunyai semangat perubahan untuk mengikuti perkembangan masyarakat yang dinamis dan terus berubah seiring perkembangan jaman.
Perubahan masyarakat yang mengarah pada berkembangnya multi-kulturalisme, keragaman komunitas dan pola komunikasi yang partisipatif, haruslah menjadi acuan bagi BKKBN untuk melangkah ke era baru.
Semangat perubahan yang penuh dinamika dan kekompakan ini diwujudkan dalam logo BKKBN yang menggambarkan keluarga dinamis dan kompak dibawah naungan matahari biru yang menyiratkan sebuah fajar baru yang cerah dan mengayomi.
2.      Simbol Logo
Simbol adalah gambar sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan 2 orang anak menyambut fajar baru, yang berarti masa depan yang cerah. Fajar baru disimbolkan berupa garis lengkung yang melingkar di atasnya.
3.      Tipografi Logo
Tipografi BKKBN tersusun dari B, K dan N yang menggunakan huruf kapital. Sedangkan k dan b menggunakan huruf kecil sebagai penekanan pada kegiatan BKKBN yang konsisten mengembangkan perencanaan keluarga. Huruf kecil melambangkan egaliterisme, ramah dan dekat dengan keluarga Indonesia. Huruf besar melambangkan formalitas dan wibawa dari lembaga ini.
D.    EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KB SAAT INI
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Survei data penduduk terakhir di 2010 mengungkapkan, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa. Angka ini akan mencapai 271,1 juta jiwa di 2020, dan meningkat kembali menjadi 305,6 juta pada 2035.
Personal Tim Ditdamduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Heru Susetyo berpendapat, salah satu akar masalah ledakan pendudukan Indonesia adalah karena belum efektifnya program Keluarga Berencana (KB). Program KB masih banyak ditentang masyarakat Indonesia.
Ada perbedaan yang signifikan antara sistem program Keluarga Berencana (KB) era kepemimpinan Soeharto dengan sekarang. Di era Soeharto, program KB sepenuhnya dipegang oleh pemerintah pusat sehingga efektif menekan lonjakan penduduk.
Di era Soeharto, salah satu program yang mengalami keberhasilan spektakuler adalah dalam bidang KB. Keberhasilan ini ternyata telah membawa keberhasilan dari sisi ekonomi dan kemakmuran rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahan Soeharto rata-rata 6,8% setahun, bahkan sempat menyentuh angka 8,1% pada tahun 1995.
Sementara saat ini, program KB dikendalikan masing-masing pemerintah daerah (Pemda). Dimana dapat diakui seluruh Pemda memang tidak satu suara tentang program KB. Masing-masing punya pandangan berbeda soal KB. Sedangkan dari data Indek pembangunan manusia dimana peringkat Indonesia di tahun 2014 berada pada posisi 108 dari 187 negara di seluruh Asia Pasifik. Dalam hal ini berarti berjuta-juta penduduk di seluruh wilayah wilayah Indonesia hidup sedikit di atas garis kemiskinan yang ekstrim.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.
Program KB mempunyai lebih banyak keuntungan daripada kerugiannya, maka sebaiknya kita juga harus mendukung pemerintah untuk melaksanakan program KB dengan cara pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka penyuluhan program KB dari desa ke desa.
Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk mensukseskan program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di pedesaan,penyuluhan program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan angka pengangguran di Indonesia.

B.     Saran
1.      Mengingat banyaknya keuntungan dan peluang yang timbul dari program KB, kita sebagai putra bangsa harus turut mensukseskan program ini.
2.      Pemerataan kesehatan dan pendidikan harus disiapkan oleh pemerintah agar program KB ini cepat tercapai.
3.      Lapangan pekerjaan pun juga harus dipenuhi untuk menekan angka pengangguran, agar angka kriminalitas pun berkurang dan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang maju dan bermutu.



No comments: