Monday, March 26, 2018

Perencanaan dan Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan


BAB I
PENDAHULUAN

Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai individu yang memegang tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Bidan juga berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada individu tapi juga terhadap keluarga, masyarakat, dan dalam pelaksanaan diperlukan kerjasama antara semua pihak  baik masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan dan juga instansi atau lembaga terkait.  Oleh karena itu ,bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak .
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Perencanan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan agar program-program untuk melaksanakan pendekatan manajemen terlaksana dengan baik. Perencanaan yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya yang ada. Selain perencanaan tentu pengorganisasian yang juga berperan dalam mencapai manajemen pelayanan kebidanan yang baik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah “Bagaimana perencanaan dan pengorganisasian pelayanan kebidanan?”.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Ingin mengetahui bagaimana  perencananaan dan pengorganisasian pelayanan kebidanan





















            Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik ( Le Breton).
            Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon).
            Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenberg).
            Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. Goetz).
            Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. (Muninjaya, 2011)
 Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan.  (Simatupang, 2008)


Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:
1) Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya
2) Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
4) Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahana yang diperlukan
5)  Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
(Muninjaya, 2011)
Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
1) Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
2) Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif
3)Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.
4) Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta di masa yang akan datang dengan tepat
2) Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai
4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan berikutnya
5) Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf
 (Muninjaya, 2011)
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus diperhatikan yaitu :
1) Bagian dari sistem administrasi
2) Dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
3) Berorientasi pada masa depan
4) mampu menyelesaikan masalah
5) Mempunyai tujuan
6) Bersifat mampu kelola
 (Muninjaya, 2011)
Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas  beberapa unsur pokok yaitu:
1) Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan .Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar yang ditetapkan ,serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a.Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
-Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
-Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
 2)  Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
-Modal bergerak (working capital): uang, giro
-Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.
3). Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
 b.   Tatacara (prosedures)
 Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.
c.       Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
Input manajemen juga terdiri dari:
-Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten
-Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
-Material :materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
-Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja

-Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
-Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program
2) Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yakni tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan, maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Dalam proses terdapat :
-Perencanaan ( P1 )
-Pengorganisasian ( P2 )
-Penggerakan dan pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian ( P3)
a) Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).
Contoh :
-  Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
-  Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
b) Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.
 Contoh :
- Puskesmas
- Puskesmas Pembantu
- Polindes dan Pembantu
- Balai Desa
c)Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
 Contoh
- Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
- Supervisi
- Stratifikasi Puskesmas
- Survey
3) Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan kebidanan. Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan Penampilan daat dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Cakupan Kegiatan Program :Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima  layanan kebidanan   ( memerator ), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan.( Denominator )  Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan ( mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb ). Contoh : Untuk BPS : Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai provider
d) Effect
 Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS, Puskesmas dsb ) yang tersedia.
e.) Out come ( Impact)
            Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.
 (Syafruddin, 2009)
            Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasanatau cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan sebuah perencanaan terdiri dari:
1) Analisis situasi
            Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan lembaga lain(data sekunder)yang data nya dibutuhkan, observasi, dan wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan ilmu statistik.
            Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Yang dihasilkan dari proses analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati serta potensi organisasi yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Dari penjelasan di atas, langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan berbagai jenis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyrakat yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan untuk menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:
a.Data tentang penyakit dan kejadian sakit
Untuk menyusun perencanaan kesehatan, analisis situasi diarahkan untuk menghimpun data tentang masalah kesehatan masyarakat. Untuk menjelaskan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati, data penyakit yang tercatat pada catatan surveilan harus diolah lagi dengan pendekatan epidemiologi dan informasinya disajikan dengan menggunakan statistik. Dengan memproses data penyakit menggunakan pendekatan epidemiologi akan diketahui wilayah mana saja penyakit atau masalah kesehatan masyarakat tersebut berkembang, kapan terjadinya, siapa saja kelompok penduduk di wilayah tersebut yang menderita penyakit tersebut, apa saja faktor yang terkait dengan penyakit yang sudah berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
b.Data kependudukan
Data kependudukan yang perlu dihimpun yang ada kaitannya dengan penyakit yang sedang diamati adalah jumlah dan distribusi penduduk per wilayah, per jenis kelamin, dan per kelompok umur, dan tingkat kepadatan penduduknya. Vital statistik tentang kelahiran, kematian akibat penyakit tersebut.


c.Data potensi organisasi kesehatan
Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan kesehatan adalah jumlah RS (kapasitas tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/para medis yang dimiliki. Data ini akan bermanfaat jika tim perencana ingin mengadakan kerjasama dengan lembaga lain yang juga menyediakan pelayanan kesehatan. Analisis situasi juga dilakukan untuk menganalisis potensi dan kelemahan organisasi (pelaksana program). Manfaat semaksimal mungkin potensi organisasi dan lingkungan sosial yang ada di suatu wilayah, tetapi waspadai kelemahan yang mungkin akan menjadi kendala atau menghambat pelaksanaan kegiatan program di lapangan.
d.Keadaan lingkungan dan geografi
Data ini dikaitkan dengan perkembangan penyakit atau masalah kesehatan yang diamati di masayrakat. Data lingkungan desa dan tempat-tempat umum di wilayah tersebut yang perlu dicatat adalah sekolah, pasar, tempat ibadah, sumber air, dan mutu air minum yang digunakan oleh masyarakat, sistem pembuangan air limbah/sampah, jamban keluarga. Data ini dikaji untuk mengetahui keterkaitan nya dengan perkembangan berbagai vektor dari penyakit yang sedang diamati di suatu wilayah.
e.Data sarana dan prasarana
Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia di suatu wilayah juga mendapat perhatian tim perencana. Data ini penting diketahui pada saat tim menyusun rencana pebgembangan program kesehatan yang membutuhkan informasi tentang mobilitas penduduk, pengiriman data dan logistik, supervisi, kemudian rujukan pasien dan sebagainya.
Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan dijadikan informasi. Berbagai jenis informasi yang sudah dihimpun dibahas bersama dengan program terkait, dikoordinasikan, diintegrasikan, dan ditukar dengan program lainnya sehingga semua informasi yang terkait akan menjadi pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk menyusun perencanaan terpadu.
Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari catatan rutin organisasi kesehatan( kegiatan surveilan program puskesmas atau dinkes kabupaten/kota) atau dapat diambil dari sektor lainnya yang ada di desa, kantor kecamatan, atau kantor dinkes kabupaten/kota. Dari laporan kegiatan program puskesmas atau dinkes kesehatan kabupaten/kota akan diperoleh data tentang jenis dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk sektor kesehatan.
Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang kependudukan, data sosial ekonomi, data geografi dan dat organisasi sosial kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus dipilah-pilah lagi agar diketahui mana informasi potensi dan kelemahan organisasi dan mana yang mungkin menjadi peluang dan ancaman pada saat pelaksanaan program.
2) Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih lanjut menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat dijadikan informasi tentang distribusi di suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain yang perlu dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang maslah kesehatan masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya. Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan tentang bagaimana puskesmas akan mengembangkan program intervensi.
Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses identifikasi masalah, mulai dari langkah awal mengkaji berbagai masalah kesehatan yang berkembang di wilayah kerja puskesmas, potensi puskesmas untuk mengatasinya, sejauh mana bantuan dari dinkes yang dapat diperoleh.
Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji suatu masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya (lingkungan dan perilaku masyarakat). Yang perlu dibedakan adalah masalah program (input,proses,output, efek) dan yang mana masalah kesehatan masyarakat(outcome/dampak dari sebuah sistem). Berikut ini adalah contoh enam pertanyaan kritis yang diajukan untuk mengindentifikasi masalah kesehatan.
a.Apa jenis masalah kesehatan yang dihadapi (what is the problem)
b.Apa faktor-faktor penyebabnya ( why the problem does exist)
c.Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita (who is most affected by the problem)
d.Kapan masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)
e.Setelah keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab program akan dapat menyusun rumusan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi. Untuk menyusun langkah-langkah penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan penting yang perlu dirumuskan yaitu : “Apa kemungkinan dampak (akibat) yang muncul apabila masalah kesehatan tersebut tidak terpecahkan (What kind of impact will be happen) dan apa kegiatan program yang bisa dikembangkan untuk menagatasi (what plan of action should be taken).
3) Menentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan tujuan program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria di atas akan semakin mudah menyusun tujuan program. Sebelum rencana kerja operasional disusun, beberapa pertanyaan berikut ini wajib dipahami oleh tim perencana :
a.Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-how many)?
b.Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan ( potensi organisasi-how many)?
c.Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga pertanyaan tersebut di atas akan bermanfaat untuk :
1.Menetapkan langkah-langkah operasional  program
2.Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat smart : spesifik,(jelas sasarannya, dan mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable(dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi atau sebagainya), realistik (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang tersedia), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan program sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).

Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun tujuan program.
-Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan program dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan program.
-Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukut.
-Tujuan penting untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil akhir.
-Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang akan dicapai pada akhir kegiatan program (deadline). Di tingkat pelaksana, tujuan program kesehatan dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional (jelas besarnya sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang organisasi, semakin umum rumusan tujuannya.
-Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program. Kegiatan  untuk mencapai tujuan  program. Kegiatan untuk mencapai tujuan dikembangkan dari beberapa program terkait.
-Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah  dan mungkin terjadi di masa depan sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasionalnya ditetapkan.
4) Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji kembali hambatan dan kelemahan program yang pernah  dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai timbulnya hambatan serupa.
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program dilaksanakan. Jenis hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan ke dalam :
a.Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi kerja staf rendah, pengetahuan dan keterampilan kurang, staf belum mampu mengembangkan partisifasi masyarakat setempat. Peralatan sterilisasi belum tersedia atau dana untuk membeli peralatan  tersebut tidak dialokasikan. Arus informasi tentang pelaksanaan program sangat lamban  karena data yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat dan diolah secara manual. Laporan kegiatan program tidak dimanfaatkan untuk menyusun rencana kegiatan program sehingga terperangkap pada rutinitasme; laporan kegiatan program dibuata asal jadi saja, laporan ada tetapi kegiatan sering tidak dilakukan,supervisi lemah. Jumlah dana operasional masih kurang, waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan untuk menyusun rencana kerja. Semua jenis hambatan ini sebenarnya harus dilakukan pada saat melakukan analisis situasi.
b.Hambatan yang terjadi pada lingkungan
Hambatan geografis(jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (masih banyak tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya). Semua kendala dan hambatan yang bersumber pada lngkungan seperti ini sebaiknaya dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat. Perilaku masyarakat yang kurang partisipatif merupakan kendala utama pelaksanaan program. Di satu sisi, keadaan lingkungan ini tidak selalu dianggap sebagai kendala tetapi dijadikan sebuah tantangan yang perlu diantisipasi atau diatasi agar tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Masalah rendahnya pendidikan, rendah nya pendapatan, jalan rusak, kurang air minum adalah kendala yang seharusnya ditangani oleh sektor lain( pendidikan, pembangunan ekonomi, PU, dan PDAM).
Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut
-Susun daftra hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para pelaksana,peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim,dan peran serta masyarakat.
-Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dianggap sebagai tantangan untuk dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
-Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi tetap waspada dengan berbagai hambatan dan kendala di lapangan. Alternatif kegiatan yang dipilih untuk mencapai tujuan program dan sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan kendala di lapangan diharapkan akan memberikan hasil yang lebih optimal sehingga pelaksanaan manajemen program di lapangan lebih efektif, efisien dan rasional.


5) Menyusun Rencana Kerja Operasional(RKO)
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dahulu sebelum rencana kerja operasional disusun. Jika tidak, program yang akan dilaksanakan akan terhambat oleh faktor organisasi. Faktor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga penting dikaji sebagai bagian dari strategi pengembangan program di lapangan.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan rencana kerja operasional. Format rencana kerja operasional yang lengkap terdiri dari :
-Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa program ini dilaksanakan-why)
Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama yang akan dipecahkan, dituangkan dalam bentu ktujuan yang ingin dicapai. Latar belakang RKO berisi penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan program penting dilaksanakan. Informasi ini sudah dikumpulkan pada langkah analisis situasi
-Tujuan (apa yang ingin dicapai-what)
Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk mengukur keberhasilan program, misalnya: untuk program penanggulangan diare perlu ditetapkan tujuan dengan target yang jelas yaitu turunnya kejadian diare sampai 30% dalam kurun waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.
-Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan program termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan kendala yang mungkin muncul selama kegaiatan berlangsung.
-Pelaksana dan sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaram kegiatan program-who)
Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan staf yang akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut. Pada bagian ini perlu ada penjelasan tentang jumlah dan jenis kualifikasi (jenis keterampilannya) yang perlu dimiliki. Demikian pula dengan uraian tugasnya, sasaran kegiatan program dan jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan menerima pelayanan kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan) misalnya dibutuhkan kader aktif dan tiga petugas lapangan yang bertugas melakukan supervisi.
-Sumber daya pendukung (what kind of support)
Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang diperlukan dan yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa dana yang diperlukan, berapa besar alokasinya untuk setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak diduga.
-Tempat (di mana kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan akan dilaksanakan-where)
Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan program,. Hal ini penting untuk dijelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kapan dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya dibagi dalam bulan. Kegiatan bulanan dibagi ke dalam fase mingguan atau harian.
Dari penjelasan tentang fungsi perencanaan di atas, perencanaan mengandung lima unsur penting yaitu :
-Unsur tujuan. Tujuan perencanaan harus jelas dirumuskan sesuai dengan hierarkinya. Tujuan operasional harus mengikuti kaidah penyusunan sebuah tujuan.
-Unsur kebijakan. Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin  dalam strategi yang disusun oleh pimpinan untuk mencapai tujuan program.perencanan
-Unsur prosedur. Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur setiap kegiatan. Pembagian tugas dan hubungan kerja akan tercermin dalam unsur perencanaan ini.
-Unsur kemajuan/progress. Di dalam perencanaan harus ditulis dengan jelas target atau standar keberhasilan program yang dipakai untuk melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan.
-Unsur program. Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan perencanaan.

Untuk membuat RKO kita harus mengetahui:
-Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
-What: Apa tujuan yang ingin dicapai
--How : Bagaimana cara mengerjakannya
-Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas
-What kind of support : Sumber daya pendukung
- Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
-When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan.
-Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun lintas program yang terkait ).
 (Muninjaya, 2011)
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari bahasa latin yaitu organum, yang berarti alat bagian atau anggota badan.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya ada persamaan, bersama ini disampaikan pengertian organisasi diantaranya adalah:
a) Organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama (James D.Money)
b) Organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan (Ralp Cuuir Davis)
c) Organisasi merupakan suatu susunan skematis di mana tergambar sistem dari pada aktifitas kerjasama ( Chester I Bernard)
d) Organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Dimock)
e) Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu pada bekerja untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dan dengan alat-alat yang tepat( John Price Jones).
Berdasarkan beberapa pengertian organisasi di atas maka ada satu kesamaan yang dapat diambil kesimpulan bahwa :
1) Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai tujuan
3) Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar organisasi yaitu meliputi : adanya sekelompok orang, antara hubungan atau kerjasama, adanya tujuan yang akan dicapai.
 (Masruroh, 2015)
Pengertian organizing (pengorganisasian) disebutkan oleh beberapa pakar adalah :
1)Organizing adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan dari sasaran(G.R. Terry)
2) Organizing adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan organisasi atau para pejabatnya (Ensiklopedia administrasi)
Dengan melihat definisi organizing yang dikemukakan oleh kedua pakar di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.  (Masruroh, 2015)
            Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan
2) Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan, prosedur, metode, strategi peraturan
3) Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang diusahakan untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.
 (Syafruddin, 2009)
            Dilihat dari beberapa batasan pengorganisasian di atas dapat dilihat beberapa unsur pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :
1) Hal yang diorganisasikan ada dua macam:
a. Kegiatan
            Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam rencana sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu, yang secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana
            Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan  ada tanggung jawabnya.
2) Proses pengorganisasian
            Proses yang dimaksud disini adalah yang menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan penagturan yang sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab pelaksanaanya.

3) Hasil pengorganisasian
            Adalah terbentuk suatu wadah, yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegitan tersebut.
 (Simatupang, 2008)
            Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip pokok yang dimaksud banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting ialah:
1) Mempunyai pendukung
            Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat untuk membentuk organisasi. Tentu mudah dipahami bahwa untuk satu organisasi yang bersifat badan usaha, pendukung yang dimaksud di sisni termasuk juga karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
2) Mempunyai tujuan
            Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum dan ataupun yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara umum disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para pendukung, maka makin kokoh lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar organisasi dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
3) Mempunyai kegiatan
            Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan.Suatu organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas dan terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama halnya dengan tujuan, maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
4) Mempunyai pembagian tugas
            Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh para pendukung organisasi.Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, perlu diatur pembagian tugas antara para pendukung. Secara umum disebut organisasi dinilai suatu organisasi yang baik, apabila setiap tugas yang ada dalam organisasi tersebut dapat dibagi habis antar para pendukung untuk selanjutnya setiap pendukung tersebut mengetahui serta dapat melaksanakannya setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing. Prinsip pembagian tugas ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip bagi habis tugas.
5) Mempunyai perangkat organisasi
            Agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat terlaksana, diperlukan adanya perangkat organisasi  yang popular disebut dengan satuan organisasi. Satuan organisasi banyak macamnya, yang jika ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki dapat dibedakan atas beberapa macam. Mulai dari yang bersifat pengarah dan penentu kebijakan sampai dengan yang bersifat pelaksana kegiatan. Tentu mudah dipahami setiap organisasi ini harus dimiliki fungsi dan wewenangnya yang jelas. Prinsip memiliki fungsi yang seperti ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip fungsional.
6) Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang
            Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak sama, perlu diatur pembagian dan pendelegasian wewenang untuk setiap satuan organisasi. Secara umum disebutkan, wewenang suatu organisasi pimpinan semestinya hanya bersifat memutuskan hal-hal yang bersifat penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan keputusan yang bersifat rutin harus didelegasikan kepada suatu organisasi yang lebih bawah. Prinsip pendelegasian wewenang yang seperti ini dikenal dengan nama prinsip pengecualian.


7) Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah
            Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta sederhana. Selanjutnya untuk menjamin kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan yakni dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada prinsip kesatuan perintah serta kesatuan arah yang semuanya harus dapat membentuk suatu hubungan mata rantai yang tak terputus. Sebab, apabila tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan organisasi akan sulit dicapai.
 (Syafruddin, 2009)
Ada enam langkah dalam menyusun fungsi pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada. Dari sini akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.
3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis. Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
4) Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.
5) Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer personalia pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
6) Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif. (Syafruddin, 2009)

C. Analisis SWOT

1. Definisi Analisis SWOT

Analisis swot adalah suatu metode perencanaaan strategi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

2. Unsur-unsur SWOT

a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal. Misalnya : kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat, nama baik organisasi terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih, anggota yang pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan lainnya.
b.Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal terlaksana. Misalnya ; kekurangan dana, memiliki orang-orang baru yang belum terampil, belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota kurang kreatif dan malas, tidak adanya teknologi dan sebagainya.
c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif,yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Misalnya ; Kebutuhan lingkungan sesuai dengan tujuan organisasi, masyarakat lagi membutuhkan perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang bagus, belum adanya organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi dana yang berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan lainnya.
d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat pergerakan organisasi. Misalnya : masyarakat sedang dalam kondisi apatis dan pesimis terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing, isu yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya
Dalam teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Analisis Internal
Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan  pemasaran,  dan basis pelaggan  yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh bidan pesaing.
Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan  yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai  dengan tuntutan pasar, dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
2) Analisis Eksternal
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya  dari bidan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan baru  bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana bidan dapat beroperasi secara menguntungkan.
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan seorang bidan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan

3. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan klien dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Proses pengambilan keputusan strategi selau berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan sebaliknya ada yang memberikan ancaman.
Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam perusahan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau, kini maupun yang akan datang.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan  faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

4. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.
Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi bidan dalam perencanaan

5. Fungsi Analisis SWOT

Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas mutu pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.
Analisis SWOT dapat dibagi dalam lima langkah:
1.    Menyiapkan sesi SWOT.
2.    Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
3.    Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
4.    Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
5.    Menganalisis kekuatan dan kelemahan.

6. Manfaat Analisis Swot Dalam Perencanaan Mutu Pelayanan Kebidanan

1. Strengths (kekuatan)
a.    Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan secara langsung melalui posiandu kepada ibu hamil,post partum dan balita
b.    Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.
c.    Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).
d.    Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah sakit.
e.    Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb.
f.     Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian informasi ).
g.    Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.
h.    Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai masalah kesehatan
2. Weakness (kelemahan)
a.    Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine
b.    Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c.    Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
d.    Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga kesehatan.
3. Opportunities (peluang)
a.    Pemerintah daerah  telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke seluruh daearah pedesaan
b.    Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.
c.     Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan.
d.    Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e.    Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu  melahirkan.
f.      Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan
g.    Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan bukan oleh dukun.
h.    Adanya kebijakan Jamkesmas.
4. Threats (ancaman)
a.     Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko lebih tingginya angka kematian ibu.
b.     Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
c.     Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti  pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.
d.     Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.

7. Diagram SWOT


Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Diversifikasi yakni membuat strategi yang berbeda (lain dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan internal, sehingga dimasa yang akan datang memungkinkan terciptanya peluang. 
Kuadaran III : Organisasi medapatkan peluang (eksternal) yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus organisasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal organisasi sehingga dapat merebut peluang dari luar tersebut dengan baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang digunakan yakni mempertahankan diri untuk membangun kekuatan internal dan meminimalisir kelemahan.


8. Persiapan dalam melakukan analisis SWOT

Sebelum anda melakukan diagnosis terhadap organisasi anda, maka yakinkan dulu bahwa seluruh informasi yang berkaitan dengan organisasi telah dengan mudah anda dapatkan (termasuk SDM anggota anda). Hal ini agar menghindari kesalahan dalam melakukan diagnosis organisasi. Informasi-informasi tersebut didapatkan dengan cara melibatkan seluruh pelaku organisasi, sehingga para anggota organisasi pun terbuka terhadap segala kompetensi yang mereka miliki, yang nantinya sangat bermanfaat bagi organisasi.
   Selanjutnya, janganlah bersikap otoriter dalam mengambil data untuk didiagnosis. Karena jika ada pemimpin yang otoriter dan tidak mampu menampilkan data yang otentik, maka akan terjadi kesalahan dalam mendiagnosis yang berdampak pada kesalahan mengambil strategi kedepan untuk organisasi. Untuk itu bersikap terbukalah dan demokratis terhadap seluruh pelaku organisasi. Dan penting diketahui bahwa dalam melakukan analisis SWOT, pengetahuan dan pemahaman akan visi/ misi organisasi harus diketahui secara baik, sehingga analisis akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. 

9. Matriks SWOT

Yang anda lakukan selanjutnya yakni mendata seluruh indikasi organisasi secara jelas, sehingga memudahkan dalam mencari strategi yang tepat dan efektif. Untuk memudahkan menganalisis gunakanlah matriks SWOT. Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis ini dalam dunia kedokteran dimisalkan sebagai sebuah alat diagnosa untuk mendeteksi dan menemukan jenis penyakit pada pasien, dengan cara menampung/mendata terlebih dahulu keluhan-keluhan yang diutarakan pasien.
Dalam menyajikan matrik SWOT, Kekuatan (Strengths) harus didata oleh pelaku organisasi. Dengan kata lain menampung seluruh kekuatan lembaga atau organisasi yang mencakup SDM, kantor atau sekretariat, jaringan dan sarana prasarana yang dimiliki. Kelemahan (Weaknesses) juga mencakup yang kelemahan-kelemahan internal organisasi yang demikian itu. Sehingga Strengths dan Weaknesseses adalah kondisi internal lembaga yang dirasakan atau ditemukan saat ini. Setelah itu pikirkan dan lihatlah di luar organisasi (lingkungan masyarakat dan sekitarrnya) begitu banyak Kesempatan (Opportunities), segera anda tuliskan lalu data potensi eksternal itu. Adapun kondisi eksternal yang mengusik eksistensi lembaga anda berupa Ancaman (Threats) juga perlu anda data. Untuk memudahkan anda dalam pendataan, anda dapat menggunakan tabel diagnosis SWOT.

Setelah melakukan pendataan dan mendeteksi potensi internal dan eksternal organisasi, berikutnya adalah membuat matriks SWOT. Dalam membuat matriks SWOT, seluruh data dari tabel diagnosis ditransfer kedalam bentuk matriks SWOT, untuk dicarikan strategi yang tepat.

Setelah anda memasukan data ke matriks SWOT, maka selanjutnya adalah menentukan strategi dengan mempertimbangkan berbagai indikasi yang telah anda data. Adapun strategi-strategi tersebut, yakni :
-Strategi OS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Inilah yang merupakan strategi agresif positif yaitu menyerang penuh inisiatif dan terencana. Datalah program atau kegiatan yang akan dilaksanakan, kapan waktunya dan dimana dilaksanakan, sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara terencana dan terukur. Dalam strategi SO, organisasi mengejar peluang-peluang dari luar dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.
-Strategi OW adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan dalam organisasi. Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around yaitu strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang anda harus mundur satu atau dua langkah ke belakang untuk maju melangkah jauh ke depan. Peluang eksternal yang besar penting untuk diraih, namun permasalahan internal atau kelemahan yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk dicarikan solusi, sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu diturunkan skalanya sedikit. Dalam hal ini kelemahan-kelemahan organisasi perlu diperbaiki dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang tersebut.
-Strategi TS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana, untuk itu pahamilah bahwa organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang bersifat independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman tersebut. Mulailah mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk mengurangi ancaman dari luar.
-Strategi TW adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini, organisasi anda sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangan ancaman dari luar juga menyerang. Bila anda tidak mengambil strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan eksistensi organisasi kedepan, Yang perlu anda lakukan adalah bersama seluruh elemen organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan organisasi, dan menghindar dari ancaman eksternal.
Secara garis besar dalam penentuan strategi, yakni jika kelemahan organisasi besar, walaupun ada peluang ataupun ancaman, maka yang perlu dilakukan adalah mengadakan konsolidasi internal. konsolidasi internal bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-kelemahan organisasi, seperti SDM, infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu menghadapi ancaman serta menangkap peluang dari eksternal.
Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang besar, maka organisasi dapat membuat strategi dengan perencanaan yang matang, sistematis dan terukur dengan memanfaatkan sumber daya potensial organisasi, untuk bergerak menuju tujuang organisasi. Hal ini dilakukan agar dapat menekan ancaman dari luar, serta menangkap peluang yang ada.













BAB III
TELAAH JURNAL



            Jurnal yang akan dibahas mengenai keterlibatan asosiasi bidan dalam kebijakan dan perencanaan tentang tenaga kerja kebidanan. Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini untuk mengeksplorasi bagaimana dan kapan asosiasi bidan terlibat dalam proses perencanaan untuk tenaga kerja kebidanan dan alat-alat dan pendekatan apa yang digunakan asosiasi untuk mendukung sumber daya manusia untuk mencapai kesehatan seksual, reproduksi, ibu dan bayi baru lahir dan mencakup kesehatan universal.
               Metode nya dari 108 anggota Asosiasi Konfederasi Internasional Bidan diundang untuk berpartisipasi. Kuesioner mengumpulkan data tentang: keterlibatan asosiasi dalam dialog perencanaan nasional, proses dan metode untuk partisipasi dan keterlibatan; mekanisme untuk membimbing dan menginformasikan pengambilan keputusan; dan, alat-alat, data dan bukti yang digunakan untuk mempengaruhi sumber daya manusia untuk kebijakan kesehatan. Sebuah analisis deskriptif dilakukan dan perbandingan dibuat oleh kelompok berdasarkan strata pendapatan nasional.
               Hasil nya didapatkan bahwa 73 (68%) asosiasi bidan berpartisipasi dalam penelitian ini, yang mewakili 67 (71%) negara. Dalam kebanyakan (95%) negara, proses perencanaan untuk menentukan penyediaan kesehatan reproduksi, ibu dan bayi baru lahir dipusatkan di kementerian kesehatan dan termasuk asosiasi bidan. Kurang dari dua pertiga dari asosiasi dilaporkan terlibat dalam perencanaan dan kebijakan. Proses perencanaan di mana mereka mengambil bagian berupa rencana reproduksi, ibu dan baru lahir (63%), rencana kesehatan nasional (58%), dan rencana kesehatan sumber daya manusia (52%). Perencanaan itu lebih sering dilakukan di tingkat nasional dari tingkat sub-nasional di negara yang berpenghasilan menengah dan rendah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. Asosiasi bidan yang seringkali tidak menyadari sumber daya manusia untuk pendekatan kesehatan yang digunakan untuk menghitung jumlah bidan yang dibutuhkan, dan dilaporkan rendahnya penggunaan standar, pedoman dan alat-alat pendukung selama keterlibatan mereka dalam proses perencanaan.
               Kesimpulan nya meskipun asosiasi bidan terlibat dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan untuk kebidanan, partisipasi mereka sering terbatas. asosiasi ini mewakili kelompok penyedia kunci dalam kesehatan seksual, reproduksi, ibu dan bayi baru lahir dan dengan demikian memiliki kapasitas yang lebih besar untuk berkontribusi pada pengembangan kebijakan dan perencanaan dan memiliki kontribusi yang berarti terhadap pencapaian tujuan dari cakupan kesehatan universal. (Sofia, 2015)

































BAB IV
PENUTUP

Perencananaan pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu: input, proses,output, effect, dan outcome.
Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas. What: Apa tujuan yang ingin dicapai , How : Bagaimana cara mengerjakannya, Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas, What kind of support : Sumber daya pendukung, Where: di mana kegiatan akan dilakukan tertera jelas, When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan. Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun lintas program yang terkait ).
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.






No comments: