BAB I
PENDAHULUAN
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai individu yang memegang
tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Bidan juga berperan dalam
memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola
hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan
pada individu tapi juga terhadap keluarga, masyarakat, dan dalam pelaksanaan
diperlukan kerjasama antara semua pihak
baik masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan dan juga instansi atau
lembaga terkait. Oleh karena itu ,bidan harus mempunyai pendekatan
manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur unsur yang
terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan anak .
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat melaksanakan
pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini
bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala
sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari
manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen dan
perencanaan pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang
diberikan berkualitas.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan
tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan
kepuasan bidan sebagai provider.
Perencanan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan agar program-program
untuk melaksanakan pendekatan manajemen terlaksana dengan baik. Perencanaan
yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya yang ada. Selain
perencanaan tentu pengorganisasian yang juga berperan dalam mencapai manajemen
pelayanan kebidanan yang baik.
Rumusan masalah pada makalah ini adalah “Bagaimana perencanaan dan pengorganisasian
pelayanan kebidanan?”.
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Ingin mengetahui bagaimana perencananaan
dan pengorganisasian pelayanan kebidanan
Perencanaan adalah pekerjaan yang
menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik ( Le
Breton).
Perencanaan adalah upaya menyusun
berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting yang akan
dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Maloch dan Deacon).
Perencanaan adalah proses menetapkan
berbagai hambatan yang diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna
dipakai sebagai pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenberg).
Perencanaan adalah kemampuan untuk
memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang
dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. Goetz).
Perencanan kesehatan adalah sebuah
proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
(Muninjaya, 2011)
Jadi perencanaan dalam pelayanan
kebidanan adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam kebidanan. (Simatupang,
2008)
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh
oleh staf dan pimpinan jika organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan
mengetahui:
1) Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan
cara mencapainya
2) Jenis dan struktur organisasi yang
dibutuhkan
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan
uraian tugasnya
4) Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan
pengarahana yang diperlukan
5)
Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
(Muninjaya, 2011)
Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh
keuntungan sebagai berikut:
1) Perencanaan akan menyebabkan berbagai
macam aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan
secara teratur
2) Perencanaan akan mengurangi atau
menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif
3)Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur
hasil kegiatan yang telah dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai
standar.
4) Perencanaan memberikan suatu landasan
pokok fungsi manajemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga
perlu memahami bahwa perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan
mengukur informasi dan fakta-fakta di masa yang akan datang dengan tepat
2) Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah
dana
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
bagi pimpinan dan staf karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan
dicapai
4) Perencanaan menghambat timbulnya
inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap
perencanaan berikutnya
5) Perencanaan juga akan menghambat tindakan
baru yang harus diambil oleh staf
(Muninjaya,
2011)
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa
ciri yang harus diperhatikan yaitu :
1) Bagian dari sistem administrasi
2) Dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan
3) Berorientasi pada masa depan
4) mampu menyelesaikan masalah
5) Mempunyai tujuan
6) Bersifat mampu kelola
(Muninjaya,
2011)
Perencanaan dalam manajemen
pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi kesehatan,yang mana
terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu:
1) Input
Input (masukan) adalah
segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen.
Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen
termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan
prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk
terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan .Unsur masukan yang terpenting
adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana
kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar yang ditetapkan ,serta jika dana
yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi
Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a.Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources)
dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan
atas:
-Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
-Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
2)
Sumber modal (capital resources),
dibedakan menjadi:
-Modal bergerak (working capital): uang, giro
-Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana
kesehatan.
3). Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam,
yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
b.
Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.
c.
Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga
pelaksana.
Input manajemen juga terdiri dari:
-Man : Tenaga yang
di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten
-Money : Anggaran yang
di butuhkan atau dana untuk program
-Material :materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
-Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau
prosedur kerja
-Minute
/ Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
-Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program
2) Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada
umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan.
Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana pelayanan
dilakukan.
Semua tindakan yang dilakukan
pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat
dibedakan atas dua macam, yakni tindakan medis dan tindakan non medis. Secara
umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang di
tetapkan, maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Dalam proses terdapat :
-Perencanaan ( P1 )
-Pengorganisasian ( P2 )
-Penggerakan dan
pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian ( P3)
a) Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah
kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).
Contoh :
- Jadwal Pelayanan ANC di
Posyandu, Puskesmas.
- Rencana Pelatihan untuk kader,
nakes
b) Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk
menetapkan menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka
pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk
memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang
telah di tetapkan.
Contoh :
- Puskesmas
- Puskesmas Pembantu
- Polindes dan Pembantu
- Balai Desa
c)Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu
usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan
bagaimana seseorang manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah
di sepakati.
Contoh
- Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
- Supervisi
- Stratifikasi Puskesmas
- Survey
3) Output
Output adalah hasil
dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan, output dikenal
dengan nama pelayanan kesehatan (health
services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan kebidanan. Hasil atau output
adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output Yaitu yang
menunjuk pada penampilan (perfomance)
pelayanan kesehatan Penampilan daat dibedakan atas dua macam. Pertama,
penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis
pelayanan kesehatan. Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak
sesuai dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Cakupan Kegiatan Program :Jumlah
kelompok masyarakat yang sudah menerima
layanan kebidanan ( memerator ),
dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan.( Denominator ) Pelayanan yang
diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan ( mulai dari KIE, Asuhan
Kebidanan, dsb ). Contoh : Untuk BPS : Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan
janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai provider
d) Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku
masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS, Puskesmas dsb )
yang tersedia.
e.) Out
come ( Impact)
Di pergunakan untuk menilai perubahan
atau dampak ( impact ) suatu program,
perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.
(Syafruddin,
2009)
Langkah awal untuk menyusun
perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasanatau cita-cita yang terfokus
pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai
beberapa langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan
sebuah perencanaan terdiri dari:
1) Analisis
situasi
Analisis situasi adalah langkah
pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis
data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan
lembaga lain(data sekunder)yang data nya dibutuhkan, observasi, dan wawancara.
Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf sebuah
organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana harus
dibekali ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan
ilmu statistik.
Analisis situasi merupakan langkah
awal perencanaan yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Yang dihasilkan
dari proses analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai
faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati
serta potensi organisasi yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Dari
penjelasan di atas, langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan
berbagai jenis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyrakat
yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:
a.Data tentang
penyakit dan kejadian sakit
Untuk menyusun perencanaan kesehatan, analisis situasi diarahkan untuk
menghimpun data tentang masalah kesehatan masyarakat. Untuk menjelaskan masalah
kesehatan masyarakat yang sedang diamati, data penyakit yang tercatat pada
catatan surveilan harus diolah lagi dengan pendekatan epidemiologi dan
informasinya disajikan dengan menggunakan statistik. Dengan memproses data
penyakit menggunakan pendekatan epidemiologi akan diketahui wilayah mana saja
penyakit atau masalah kesehatan masyarakat tersebut berkembang, kapan
terjadinya, siapa saja kelompok penduduk di wilayah tersebut yang menderita
penyakit tersebut, apa saja faktor yang terkait dengan penyakit yang sudah
berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
b.Data
kependudukan
Data kependudukan yang perlu dihimpun yang ada kaitannya dengan penyakit
yang sedang diamati adalah jumlah dan distribusi penduduk per wilayah, per
jenis kelamin, dan per kelompok umur, dan tingkat kepadatan penduduknya. Vital
statistik tentang kelahiran, kematian akibat penyakit tersebut.
c.Data potensi
organisasi kesehatan
Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan kesehatan adalah
jumlah RS (kapasitas tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/para
medis yang dimiliki. Data ini akan bermanfaat jika tim perencana ingin
mengadakan kerjasama dengan lembaga lain yang juga menyediakan pelayanan
kesehatan. Analisis situasi juga dilakukan untuk menganalisis potensi dan
kelemahan organisasi (pelaksana program). Manfaat semaksimal mungkin potensi
organisasi dan lingkungan sosial yang ada di suatu wilayah, tetapi waspadai
kelemahan yang mungkin akan menjadi kendala atau menghambat pelaksanaan
kegiatan program di lapangan.
d.Keadaan
lingkungan dan geografi
Data ini dikaitkan dengan perkembangan penyakit atau masalah kesehatan
yang diamati di masayrakat. Data lingkungan desa dan tempat-tempat umum di
wilayah tersebut yang perlu dicatat adalah sekolah, pasar, tempat ibadah,
sumber air, dan mutu air minum yang digunakan oleh masyarakat, sistem
pembuangan air limbah/sampah, jamban keluarga. Data ini dikaji untuk mengetahui
keterkaitan nya dengan perkembangan berbagai vektor dari penyakit yang sedang
diamati di suatu wilayah.
e.Data sarana
dan prasarana
Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia di suatu
wilayah juga mendapat perhatian tim perencana. Data ini penting diketahui pada
saat tim menyusun rencana pebgembangan program kesehatan yang membutuhkan
informasi tentang mobilitas penduduk, pengiriman data dan logistik, supervisi,
kemudian rujukan pasien dan sebagainya.
Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan
dijadikan informasi. Berbagai jenis informasi yang sudah dihimpun dibahas
bersama dengan program terkait, dikoordinasikan, diintegrasikan, dan ditukar
dengan program lainnya sehingga semua informasi yang terkait akan menjadi
pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk menyusun perencanaan terpadu.
Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari catatan
rutin organisasi kesehatan( kegiatan surveilan program puskesmas atau dinkes
kabupaten/kota) atau dapat diambil dari sektor lainnya yang ada di desa, kantor
kecamatan, atau kantor dinkes kabupaten/kota. Dari laporan kegiatan program
puskesmas atau dinkes kesehatan kabupaten/kota akan diperoleh data tentang
jenis dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah
anggaran yang dialokasikan untuk sektor kesehatan.
Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang
kependudukan, data sosial ekonomi, data geografi dan dat organisasi sosial
kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus dipilah-pilah lagi agar diketahui
mana informasi potensi dan kelemahan organisasi dan mana yang mungkin menjadi
peluang dan ancaman pada saat pelaksanaan program.
2)
Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data
dianalisis lebih lanjut menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat
dijadikan informasi tentang distribusi di suatu wilayah, berdasarkan kurun
waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain yang perlu
dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang maslah kesehatan
masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya.
Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan tentang
bagaimana puskesmas akan mengembangkan program intervensi.
Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses identifikasi
masalah, mulai dari langkah awal mengkaji berbagai masalah kesehatan yang
berkembang di wilayah kerja puskesmas, potensi puskesmas untuk mengatasinya,
sejauh mana bantuan dari dinkes yang dapat diperoleh.
Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji suatu
masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya (lingkungan dan
perilaku masyarakat). Yang perlu dibedakan adalah masalah program (input,proses,output,
efek) dan yang mana masalah kesehatan masyarakat(outcome/dampak dari sebuah
sistem). Berikut ini adalah contoh enam pertanyaan kritis yang diajukan untuk
mengindentifikasi masalah kesehatan.
a.Apa
jenis masalah kesehatan yang dihadapi (what is the problem)
b.Apa
faktor-faktor penyebabnya ( why the problem does exist)
c.Siapa
atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita (who is most
affected by the problem)
d.Kapan
masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)
e.Setelah
keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab program akan dapat
menyusun rumusan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi. Untuk
menyusun langkah-langkah penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan
penting yang perlu dirumuskan yaitu : “Apa kemungkinan dampak (akibat) yang
muncul apabila masalah kesehatan tersebut tidak terpecahkan (What kind of
impact will be happen) dan apa kegiatan program yang bisa dikembangkan untuk
menagatasi (what plan of action should be taken).
3)
Menentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan
tujuan program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan
menggunakan kriteria di atas akan semakin mudah menyusun tujuan program.
Sebelum rencana kerja operasional disusun, beberapa pertanyaan berikut ini
wajib dipahami oleh tim perencana :
a.Berapa
besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-how many)?
b.Seberapa jauh
masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan ( potensi organisasi-how many)?
c.Kapan target
tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan
tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga pertanyaan tersebut di
atas akan bermanfaat untuk :
1.Menetapkan
langkah-langkah operasional program
2.Memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan program
Perumusan sebuah
tujuan operasional program kesehatan harus bersifat smart : spesifik,(jelas
sasarannya, dan mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable(dapat diukur
kemajuannya), appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan
visi/misi institusi atau sebagainya), realistik (dapat dilaksanakan sesuai
dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang tersedia), time bound (sumber
daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan
program sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).
Beberapa
penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun tujuan program.
-Tujuan program
adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan program dipakai
untuk mengukur keberhasilan kegiatan program.
-Tujuan harus
sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan kemampuan organisasi,
dan dapat diukut.
-Tujuan penting
untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil akhir.
-Target
operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya) dan hasil
akhir yang akan dicapai pada akhir kegiatan program (deadline). Di tingkat
pelaksana, tujuan program kesehatan dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional
(jelas besarnya sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang organisasi, semakin
umum rumusan tujuannya.
-Berbagai macam
kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program. Kegiatan untuk mencapai tujuan program. Kegiatan untuk mencapai tujuan
dikembangkan dari beberapa program terkait.
-Masalah dan
faktor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di masa depan sebaiknya
dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasionalnya ditetapkan.
4)
Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji kembali
hambatan dan kelemahan program yang pernah
dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai timbulnya
hambatan serupa.
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi
kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program
dilaksanakan. Jenis hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan ke
dalam :
a.Hambatan
yang bersumber pada kemampuan organisasi
Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi kerja staf
rendah, pengetahuan dan keterampilan kurang, staf belum mampu mengembangkan
partisifasi masyarakat setempat. Peralatan sterilisasi belum tersedia atau dana
untuk membeli peralatan tersebut tidak
dialokasikan. Arus informasi tentang pelaksanaan program sangat lamban karena data yang tersedia kurang dapat
dipercaya, kurang akurat dan diolah secara manual. Laporan kegiatan program
tidak dimanfaatkan untuk menyusun rencana kegiatan program sehingga
terperangkap pada rutinitasme; laporan kegiatan program dibuata asal jadi saja,
laporan ada tetapi kegiatan sering tidak dilakukan,supervisi lemah. Jumlah dana
operasional masih kurang, waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan untuk menyusun
rencana kerja. Semua jenis hambatan ini sebenarnya harus dilakukan pada saat
melakukan analisis situasi.
b.Hambatan yang
terjadi pada lingkungan
Hambatan geografis(jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak
kondusif (masih banyak tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya). Semua
kendala dan hambatan yang bersumber pada lngkungan seperti ini sebaiknaya
dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat.
Perilaku masyarakat yang kurang partisipatif merupakan kendala utama
pelaksanaan program. Di satu sisi, keadaan lingkungan ini tidak selalu dianggap
sebagai kendala tetapi dijadikan sebuah tantangan yang perlu diantisipasi atau
diatasi agar tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Masalah
rendahnya pendidikan, rendah nya pendapatan, jalan rusak, kurang air minum
adalah kendala yang seharusnya ditangani oleh sektor lain( pendidikan,
pembangunan ekonomi, PU, dan PDAM).
Setelah hambatan
dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut
-Susun daftra
hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para pelaksana,peralatan,
informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim,dan peran serta masyarakat.
-Pilih hambatan
dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dianggap sebagai tantangan untuk
dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
-Kaji kembali
tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi tetap waspada dengan
berbagai hambatan dan kendala di lapangan. Alternatif kegiatan yang dipilih
untuk mencapai tujuan program dan sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan
kendala di lapangan diharapkan akan memberikan hasil yang lebih optimal
sehingga pelaksanaan manajemen program di lapangan lebih efektif, efisien dan
rasional.
5) Menyusun
Rencana Kerja Operasional(RKO)
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji
dahulu sebelum rencana kerja operasional disusun. Jika tidak, program yang akan
dilaksanakan akan terhambat oleh faktor organisasi. Faktor lingkungan di luar
organisasi seperti peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga
penting dikaji sebagai bagian dari strategi pengembangan program di lapangan.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan
target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan
rencana kerja operasional. Format rencana kerja operasional yang lengkap terdiri
dari :
-Alasan utama
disusunnya rencana kerja operasional (mengapa program ini dilaksanakan-why)
Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama yang akan dipecahkan,
dituangkan dalam bentu ktujuan yang ingin dicapai. Latar belakang RKO berisi
penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan program penting dilaksanakan.
Informasi ini sudah dikumpulkan pada langkah analisis situasi
-Tujuan (apa
yang ingin dicapai-what)
Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk mengukur keberhasilan
program, misalnya: untuk program penanggulangan diare perlu ditetapkan tujuan
dengan target yang jelas yaitu turunnya kejadian diare sampai 30% dalam kurun
waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.
-Kegiatan
program (bagaimana cara mengerjakannya-how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan program termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan kendala
yang mungkin muncul selama kegaiatan berlangsung.
-Pelaksana dan
sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaram kegiatan program-who)
Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan staf yang
akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut. Pada bagian ini perlu ada
penjelasan tentang jumlah dan jenis kualifikasi (jenis keterampilannya) yang
perlu dimiliki. Demikian pula dengan uraian tugasnya, sasaran kegiatan program
dan jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan menerima pelayanan kesehatan
untuk kurun waktu tertentu (target cakupan) misalnya dibutuhkan kader aktif dan
tiga petugas lapangan yang bertugas melakukan supervisi.
-Sumber daya
pendukung (what kind of support)
Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang
diperlukan dan yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa
dana yang diperlukan, berapa besar alokasinya untuk setiap jenis kegiatan,
apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak diduga.
-Tempat (di mana
kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan akan dilaksanakan-where)
Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan program,. Hal
ini penting untuk dijelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kapan dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya
dibagi dalam bulan. Kegiatan bulanan dibagi ke dalam fase mingguan atau harian.
Dari penjelasan
tentang fungsi perencanaan di atas, perencanaan mengandung lima unsur penting
yaitu :
-Unsur tujuan.
Tujuan perencanaan harus jelas dirumuskan sesuai dengan hierarkinya. Tujuan
operasional harus mengikuti kaidah penyusunan sebuah tujuan.
-Unsur
kebijakan. Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin dalam strategi yang disusun oleh pimpinan
untuk mencapai tujuan program.perencanan
-Unsur prosedur.
Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur setiap kegiatan.
Pembagian tugas dan hubungan kerja akan tercermin dalam unsur perencanaan ini.
-Unsur
kemajuan/progress. Di dalam perencanaan harus ditulis dengan jelas target atau
standar keberhasilan program yang dipakai untuk melakukan evaluasi keberhasilan
kegiatan.
-Unsur program.
Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas alternatif
kegiatan untuk mencapai tujuan perencanaan.
Untuk membuat RKO kita harus mengetahui:
-Why: Mengapa kegiatan
itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
-What: Apa tujuan yang ingin dicapai
--How : Bagaimana cara mengerjakannya
-Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas
-What kind of support : Sumber daya pendukung
- Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
-When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan.
-Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan
kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun lintas program yang terkait ).
(Muninjaya,
2011)
Organisasi berasal dari bahasa
Yunani yaitu kata organon, atau dari bahasa latin yaitu organum, yang berarti
alat bagian atau anggota badan.
Pengertian organisasi telah banyak
disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya ada persamaan, bersama ini
disampaikan pengertian organisasi diantaranya adalah:
a) Organisasi adalah bentuk perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama (James D.Money)
b) Organisasi adalah suatu kelompok orang-orang
yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan (Ralp Cuuir
Davis)
c) Organisasi merupakan suatu susunan skematis
di mana tergambar sistem dari pada aktifitas kerjasama ( Chester I Bernard)
d) Organisasi adalah perpaduan secara
sistematis dari pada bagian-bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan
untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Dimock)
e) Organisasi adalah sekelompok orang yang
bersatu pada bekerja untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama
dan dengan alat-alat yang tepat( John Price Jones).
Berdasarkan beberapa pengertian
organisasi di atas maka ada satu kesamaan yang dapat diambil kesimpulan bahwa :
1) Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok
orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Organisasi dalam arti struktur adalah
gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan kerja sama dari orang-orang
yang terdapat dalam rangka usaha mencapai tujuan
3) Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar
organisasi yaitu meliputi : adanya sekelompok orang, antara hubungan atau
kerjasama, adanya tujuan yang akan dicapai.
(Masruroh, 2015)
Pengertian organizing
(pengorganisasian) disebutkan oleh beberapa pakar adalah :
1)Organizing
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara
masing-masing orang sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan
memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam
kondisi lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan dari sasaran(G.R. Terry)
2) Organizing
adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi
segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan
yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara
satuan organisasi atau para pejabatnya (Ensiklopedia administrasi)
Dengan melihat definisi organizing
yang dikemukakan oleh kedua pakar di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian
adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang
oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (Masruroh, 2015)
Tujuan
organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan
organisasi diarahkan
2) Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan
sebelum menetapkan haluan, prosedur, metode, strategi peraturan
3) Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani
maupun rohani yang diusahakan untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.
(Syafruddin, 2009)
Dilihat
dari beberapa batasan pengorganisasian di atas dapat dilihat beberapa unsur
pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang dimaksud jika disederhanakan
dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :
1) Hal yang diorganisasikan ada dua macam:
a. Kegiatan
Pengorganisasian
kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam rencana sehingga
terbentuk satu kesatuan yang terpadu, yang secara keseluruhan diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana
Pengorganisasian
tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia
serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga
setiap kegiatan ada tanggung jawabnya.
2) Proses pengorganisasian
Proses
yang dimaksud disini adalah yang menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan
serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan penagturan yang
sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki
penanggung jawab pelaksanaanya.
3) Hasil pengorganisasian
Adalah
terbentuk suatu wadah, yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan
yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegitan tersebut.
(Simatupang, 2008)
Untuk
dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu pula dipahami
berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip pokok yang
dimaksud banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting ialah:
1) Mempunyai pendukung
Pendukung
yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat untuk membentuk organisasi.
Tentu mudah dipahami bahwa untuk satu organisasi yang bersifat badan usaha,
pendukung yang dimaksud di sisni termasuk juga karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut.
2) Mempunyai tujuan
Setiap
organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum dan ataupun yang
bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang
mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam organisasi.
Secara umum disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para
pendukung, maka makin kokoh lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar
organisasi dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka tujuan organisasi
ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
3) Mempunyai kegiatan
Agar
tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan.Suatu
organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang
jelas dan terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi
melaksanakan kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama halnya
dengan tujuan, maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada
dalam organisasi.
4) Mempunyai pembagian tugas
Yang
dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan oleh para pendukung organisasi.Agar kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan baik, perlu diatur pembagian tugas antara para pendukung.
Secara umum disebut organisasi dinilai suatu organisasi yang baik, apabila
setiap tugas yang ada dalam organisasi tersebut dapat dibagi habis antar para
pendukung untuk selanjutnya setiap pendukung tersebut mengetahui serta dapat
melaksanakannya setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing. Prinsip
pembagian tugas ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip bagi habis
tugas.
5) Mempunyai perangkat organisasi
Agar
tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat terlaksana, diperlukan
adanya perangkat organisasi yang popular
disebut dengan satuan organisasi. Satuan organisasi banyak macamnya, yang jika
ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki dapat
dibedakan atas beberapa macam. Mulai dari yang bersifat pengarah dan penentu
kebijakan sampai dengan yang bersifat pelaksana kegiatan. Tentu mudah dipahami
setiap organisasi ini harus dimiliki fungsi dan wewenangnya yang jelas. Prinsip
memiliki fungsi yang seperti ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip
fungsional.
6) Mempunyai pembagian dan pendelegasian
wewenang
Karena
peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak sama, perlu diatur
pembagian dan pendelegasian wewenang untuk setiap satuan organisasi. Secara
umum disebutkan, wewenang suatu organisasi pimpinan semestinya hanya bersifat
memutuskan hal-hal yang bersifat penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan
keputusan yang bersifat rutin harus didelegasikan kepada suatu organisasi yang
lebih bawah. Prinsip pendelegasian wewenang yang seperti ini dikenal dengan
nama prinsip pengecualian.
7) Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan
perintah dan arah
Agar
tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta sederhana. Selanjutnya untuk
menjamin kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap perangkat organisasi sesuai
dengan yang telah ditetapkan yakni dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, perlu ada prinsip kesatuan perintah serta kesatuan arah yang
semuanya harus dapat membentuk suatu hubungan mata rantai yang tak terputus.
Sebab, apabila tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan organisasi akan
sulit dicapai.
(Syafruddin, 2009)
Ada enam langkah dalam menyusun fungsi
pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan
organisasi sudah disusun pada saat fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang
mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi Untuk
itu membagi tugas pokok pada staf yang ada. Dari sini akan muncul gagasan
pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan kegiatan
pokok.
3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu
kegiatan yang prkatis. Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus
mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
4) Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan
dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
nya. Pengaturan ruangan dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu
contohnya.
5) Penugasan personel yang cakap yang memilih
dan menempatkan staf yang dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting
dipahami oleh manajer personalia pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat
atau yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
6) Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf
dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi
yang dianut. Untuk organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga
yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip
kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan
imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan
imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya
cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan
wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua
penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan
efektif. (Syafruddin, 2009)
C. Analisis SWOT
1. Definisi Analisis SWOT
Analisis swot adalah suatu metode perencanaaan strategi dengan mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan
kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan
(Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar untuk
merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi. Dengan menggunakan kerangka
kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument
ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang
bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. SWOT
ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah
rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.
2. Unsur-unsur SWOT
a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi
yang sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi
berjalan maksimal. Misalnya : kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat,
nama baik organisasi terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
lebih, anggota yang pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan
lainnya.
b.Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi
internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal
terlaksana. Misalnya ; kekurangan dana, memiliki orang-orang baru yang belum
terampil, belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota
kurang kreatif dan malas, tidak adanya teknologi dan sebagainya.
c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang
positif,yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya.
Misalnya ; Kebutuhan lingkungan sesuai dengan tujuan organisasi, masyarakat
lagi membutuhkan perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap organisasi
yang bagus, belum adanya organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak
pemberi dana yang berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan lainnya.
d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu
menghambat pergerakan organisasi. Misalnya : masyarakat sedang dalam kondisi
apatis dan pesimis terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi seperti
itu lagi banyak dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak
competitor atau pesaing, isu yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya
Dalam teknik analisis SWOT
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Analisis Internal
Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya
dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada
faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan
kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang
dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan
yang dimiliki oleh bidan pesaing.
Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing
mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber
daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam
tubuh suatu satuan yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam
hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan
kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang
dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, dan tingkat perolehan
keuntungan yang kurang memadai.
2) Analisis Eksternal
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan
dirinya dari bidan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing
tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat
dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan baru bemunculan. Peluang
pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana bidan dapat beroperasi
secara menguntungkan.
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau
diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak
menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan
seorang bidan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi yang bersangkutan
baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan
3. Tujuan Analisis SWOT
Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh keunggulan
bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan klien dan dukungan
yang optimal dari sumber daya yang ada.
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta peluang dan ancaman
lingkungan eksternalnya. Proses pengambilan keputusan strategi selau berkaitan
dengan pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung
maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif ataupun
negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan sebaliknya ada
yang memberikan ancaman.
Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam perusahan itu
sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan
perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau, kini maupun yang akan datang.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan
perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi
keberhasilan perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan
ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan
dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis
dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila
terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu
harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara
baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar
menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
4. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam
bisnis apa perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan
serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam
menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah
merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat
ini atau kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.
Penggunaan
analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi bidan dalam perencanaan
5. Fungsi Analisis SWOT
Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah
mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan.
Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan
mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru.
Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan
memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah
terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi
eksternal perusahaan.
Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi
yang memberikan andil terhadap kualitas mutu pelayanan atau salah satu
komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.
Analisis SWOT
dapat dibagi dalam lima langkah:
1. Menyiapkan
sesi SWOT.
2. Mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan.
3. Mengidentifikasi
kesempatan dan ancaman.
4. Melakukan
ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
5. Menganalisis
kekuatan dan kelemahan.
6. Manfaat Analisis Swot Dalam Perencanaan Mutu Pelayanan Kebidanan
1. Strengths
(kekuatan)
a. Tenaga
kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan secara
langsung melalui posiandu kepada ibu hamil,post partum dan balita
b. Pertolongan
persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.
c. Bentuk
pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu
(yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).
d. Bumil
telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah
sakit.
e. Tenaga
kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah masyarakat bekerja
sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain
(bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb.
f. Pelayanan
yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian informasi
).
g. Meningkatnaya
motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.
h. Pelayanan
yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai
masalah kesehatan
2. Weakness
(kelemahan)
a. Pada
ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine
b. Tempat
penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c. Masih
ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
d. Banyaknya
kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga
kesehatan.
3. Opportunities
(peluang)
a. Pemerintah
daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke seluruh daearah
pedesaan
b. Adanya
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.
c. Tersedianya
fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi
tentang kesehatan.
d. Adanya
keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e. Masyarakat
yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh pemerinta,
dan JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.
f. Pemerintah
telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan dan
memperluas sarana dan prasarana kesehatan
g. Adanya
peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan
bukan oleh dukun.
h. Adanya
kebijakan Jamkesmas.
4. Threats
(ancaman)
a. Perekonomian,
informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko lebih
tingginya angka kematian ibu.
b. Rendahnya
kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
c. Persoalan
kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan
infeksi.
d. Tidak
semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.
7. Diagram SWOT
Kuadran II :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
Diversifikasi yakni membuat strategi yang berbeda (lain dari yang biasanya)
dengan memanfaatkan kekuatan internal, sehingga dimasa yang akan datang memungkinkan
terciptanya peluang.
Kuadaran III :
Organisasi medapatkan peluang (eksternal) yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus organisasi ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal organisasi sehingga dapat merebut
peluang dari luar tersebut dengan baik.
Kuadran
IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang
digunakan yakni mempertahankan diri untuk membangun kekuatan internal dan
meminimalisir kelemahan.
8. Persiapan dalam melakukan analisis SWOT
Sebelum anda melakukan diagnosis terhadap organisasi anda, maka yakinkan
dulu bahwa seluruh informasi yang berkaitan dengan organisasi telah dengan mudah
anda dapatkan (termasuk SDM anggota anda). Hal ini agar menghindari kesalahan
dalam melakukan diagnosis organisasi. Informasi-informasi tersebut didapatkan
dengan cara melibatkan seluruh pelaku organisasi, sehingga para anggota
organisasi pun terbuka terhadap segala kompetensi yang mereka miliki, yang
nantinya sangat bermanfaat bagi organisasi.
Selanjutnya, janganlah bersikap otoriter dalam mengambil data untuk didiagnosis. Karena jika ada pemimpin yang otoriter dan tidak mampu menampilkan data yang otentik, maka akan terjadi kesalahan dalam mendiagnosis yang berdampak pada kesalahan mengambil strategi kedepan untuk organisasi. Untuk itu bersikap terbukalah dan demokratis terhadap seluruh pelaku organisasi. Dan penting diketahui bahwa dalam melakukan analisis SWOT, pengetahuan dan pemahaman akan visi/ misi organisasi harus diketahui secara baik, sehingga analisis akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi.
Selanjutnya, janganlah bersikap otoriter dalam mengambil data untuk didiagnosis. Karena jika ada pemimpin yang otoriter dan tidak mampu menampilkan data yang otentik, maka akan terjadi kesalahan dalam mendiagnosis yang berdampak pada kesalahan mengambil strategi kedepan untuk organisasi. Untuk itu bersikap terbukalah dan demokratis terhadap seluruh pelaku organisasi. Dan penting diketahui bahwa dalam melakukan analisis SWOT, pengetahuan dan pemahaman akan visi/ misi organisasi harus diketahui secara baik, sehingga analisis akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi.
9. Matriks SWOT
Yang anda lakukan selanjutnya yakni mendata seluruh indikasi organisasi
secara jelas, sehingga memudahkan dalam mencari strategi yang tepat dan
efektif. Untuk memudahkan menganalisis gunakanlah matriks SWOT. Matriks SWOT
adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Analisis ini dalam dunia kedokteran dimisalkan sebagai sebuah alat
diagnosa untuk mendeteksi dan menemukan jenis penyakit pada pasien, dengan cara
menampung/mendata terlebih dahulu keluhan-keluhan yang diutarakan pasien.
Dalam menyajikan matrik SWOT, Kekuatan (Strengths) harus didata oleh
pelaku organisasi. Dengan kata lain menampung seluruh kekuatan lembaga atau
organisasi yang mencakup SDM, kantor atau sekretariat, jaringan dan sarana
prasarana yang dimiliki. Kelemahan (Weaknesses) juga mencakup yang
kelemahan-kelemahan internal organisasi yang demikian itu. Sehingga Strengths
dan Weaknesseses adalah kondisi internal lembaga yang dirasakan atau ditemukan
saat ini. Setelah itu pikirkan dan lihatlah di luar organisasi (lingkungan
masyarakat dan sekitarrnya) begitu banyak Kesempatan (Opportunities), segera
anda tuliskan lalu data potensi eksternal itu. Adapun kondisi eksternal yang
mengusik eksistensi lembaga anda berupa Ancaman (Threats) juga perlu anda data.
Untuk memudahkan anda dalam pendataan, anda dapat menggunakan tabel diagnosis
SWOT.
Setelah melakukan pendataan dan mendeteksi potensi internal dan eksternal
organisasi, berikutnya adalah membuat matriks SWOT. Dalam membuat matriks SWOT,
seluruh data dari tabel diagnosis ditransfer kedalam bentuk matriks SWOT, untuk
dicarikan strategi yang tepat.
Setelah anda memasukan data ke matriks SWOT, maka selanjutnya adalah menentukan strategi dengan mempertimbangkan berbagai indikasi yang telah anda data. Adapun strategi-strategi tersebut, yakni :
-Strategi OS
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Inilah yang merupakan strategi agresif positif yaitu
menyerang penuh inisiatif dan terencana. Datalah program atau kegiatan yang
akan dilaksanakan, kapan waktunya dan dimana dilaksanakan, sehingga tujuan
organisasi akan tercapai secara terencana dan terukur. Dalam strategi SO,
organisasi mengejar peluang-peluang dari luar dengan mempertimbangkan kekuatan
organisasi.
-Strategi OW
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan dalam organisasi. Dalam hal ini perlu dirancang
strategi turn around yaitu strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang anda
harus mundur satu atau dua langkah ke belakang untuk maju melangkah jauh ke
depan. Peluang eksternal yang besar penting untuk diraih, namun permasalahan
internal atau kelemahan yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk
dicarikan solusi, sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu diturunkan
skalanya sedikit. Dalam hal ini kelemahan-kelemahan organisasi perlu diperbaiki
dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang tersebut.
-Strategi TS
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi
untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah
strategi diversifikasi atau strategi perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun
ancaman yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana,
untuk itu pahamilah bahwa organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang
bersifat independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman
tersebut. Mulailah mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk
mengurangi ancaman dari luar.
-Strategi TW
adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Karena
dalam kondisi ini, organisasi anda sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa
kondisi internal sedangan ancaman dari luar juga menyerang. Bila anda tidak
mengambil strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra
dan eksistensi organisasi kedepan, Yang perlu anda lakukan adalah bersama
seluruh elemen organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi
kelemahan organisasi, dan menghindar dari ancaman eksternal.
Secara garis besar dalam penentuan strategi, yakni jika kelemahan
organisasi besar, walaupun ada peluang ataupun ancaman, maka yang perlu
dilakukan adalah mengadakan konsolidasi internal. konsolidasi internal
bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-kelemahan organisasi, seperti SDM,
infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu menghadapi ancaman serta
menangkap peluang dari eksternal.
Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang
besar, maka organisasi dapat membuat strategi dengan perencanaan yang matang,
sistematis dan terukur dengan memanfaatkan sumber daya potensial organisasi,
untuk bergerak menuju tujuang organisasi. Hal ini dilakukan agar dapat menekan
ancaman dari luar, serta menangkap peluang yang ada.
BAB III
TELAAH JURNAL
Jurnal
yang akan dibahas mengenai keterlibatan asosiasi bidan dalam kebijakan dan
perencanaan tentang tenaga kerja kebidanan. Tujuan dari penelitian dalam jurnal
ini untuk mengeksplorasi bagaimana dan kapan asosiasi bidan
terlibat dalam proses perencanaan untuk tenaga kerja kebidanan dan alat-alat dan
pendekatan apa yang digunakan asosiasi untuk mendukung sumber daya manusia
untuk mencapai kesehatan seksual,
reproduksi, ibu dan bayi baru lahir dan mencakup kesehatan universal.
Metode nya dari 108 anggota
Asosiasi Konfederasi Internasional Bidan diundang untuk berpartisipasi. Kuesioner
mengumpulkan data tentang: keterlibatan asosiasi dalam dialog perencanaan
nasional, proses dan metode untuk partisipasi dan keterlibatan; mekanisme untuk
membimbing dan menginformasikan pengambilan keputusan; dan, alat-alat, data dan
bukti yang digunakan untuk mempengaruhi sumber daya manusia untuk kebijakan
kesehatan. Sebuah analisis deskriptif dilakukan dan perbandingan dibuat oleh
kelompok berdasarkan strata pendapatan nasional.
Hasil nya didapatkan bahwa 73
(68%) asosiasi bidan berpartisipasi dalam penelitian ini, yang mewakili 67
(71%) negara. Dalam kebanyakan (95%) negara, proses perencanaan untuk
menentukan penyediaan kesehatan reproduksi, ibu dan bayi baru lahir dipusatkan
di kementerian kesehatan dan termasuk asosiasi bidan. Kurang dari dua pertiga
dari asosiasi dilaporkan terlibat dalam perencanaan dan kebijakan. Proses
perencanaan di mana mereka mengambil bagian berupa rencana reproduksi, ibu dan baru
lahir (63%), rencana kesehatan nasional (58%), dan rencana kesehatan sumber
daya manusia (52%). Perencanaan itu lebih sering dilakukan di tingkat nasional dari
tingkat sub-nasional di negara yang berpenghasilan menengah dan rendah daripada
di negara-negara berpenghasilan tinggi. Asosiasi bidan yang seringkali tidak
menyadari sumber daya manusia untuk pendekatan kesehatan yang digunakan untuk
menghitung jumlah bidan yang dibutuhkan, dan dilaporkan rendahnya penggunaan
standar, pedoman dan alat-alat pendukung selama keterlibatan mereka dalam
proses perencanaan.
Kesimpulan nya meskipun asosiasi
bidan terlibat dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan untuk
kebidanan, partisipasi mereka sering terbatas. asosiasi ini mewakili kelompok
penyedia kunci dalam kesehatan seksual, reproduksi, ibu dan bayi baru lahir dan
dengan demikian memiliki kapasitas yang lebih besar untuk berkontribusi pada
pengembangan kebijakan dan perencanaan dan memiliki kontribusi yang berarti
terhadap pencapaian tujuan dari cakupan kesehatan universal. (Sofia, 2015)
BAB IV
PENUTUP
Perencananaan
pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan
dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi
kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu: input, proses,output, effect, dan outcome.
Untuk
membuat perencanaan kita harus mengetahui Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan,
dengan penjelasan yang jelas. What: Apa
tujuan yang ingin dicapai , How : Bagaimana
cara mengerjakannya, Who : siapa yang
akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas, What kind of support : Sumber daya pendukung, Where: di mana kegiatan akan dilakukan tertera jelas, When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan
dan menyelesaikan kegiatan. Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor
walaupun lintas program yang terkait ).
Pengorganisasian adalah langkah
untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh
pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
No comments:
Post a Comment