Monday, March 26, 2018

Hormon Reproduksi Wanita

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hormon
Hormon adalah mediator kimiawi jarak jauh yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah yang mengangkutnya ke sel sasaran (Sherwood, 2012). Sistem hormon adalah sistem pemberian sinyal informasi yang mirip dengan sistem saraf. Sistem syaraf menggunakan serat saraf untuk membawa informasi, sedangkan sistem hormon lebih menggunakan cairan tubuh, yaitu cairan interstitium dan darah(Erkadius, 2008).
Pembentukan hormon umumnya berlangsung di dalam sel dan disekresi dari sel tersebut. Hormon steroid dibentuk dari kolesterol yang terdapat di sitoplasma. Kolesterol sel ini banyak yang berasal dari plasma, disamping yang dibuat oleh sel itu sendiri. Hormon tidak disimpan di dalam sel, akan tetapi setelah terbentuk segra berdifusi keluar. Pembentukan hormon yang lebih rumit adalah perubahan androgen yang dihasilkan ovarium menjadi estrogen atau perubahan androgen yang dihasilkan kelenjar adrenal menjadi estrogen oleh hati (Erkadius, 2008).

2.2 Hormon Reproduksi Wanita
Kedua jenis hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progestin. Sejauh ini yang paling penting dari estrogen adalah hormon estradiol dan yang paling penting dari progestin adalah progesteron. Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel – sel khusus di dalam tubuh yang berperan dalam perkembangan sebagian besar karakteristik kelamin sekunder wanita. Progestin berfungsi terutama untuk persiapan uterus untuk menerima kehamilan dan persiapan payudara untuk laktasi (Guyton, 2007).


Sintesis dan sekresi estrogen dirangsang oleh follicle-stimulating hormone (FSH), yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hipotalamus melepaskan hormon gonadotropin (GnRH).
Hipotalamus
GnRH
Kelenjar di bawah otak
FSH
Kantong
Estrogen


Tingginya kadar estrogen menekan pelepasan GnRH (bar) menyediakan kontrol negatif-feedback kadar hormon.
Sekresi GnRH tergantung pada neuron tertentu di hipotalamus yang mengekspresikan gen (KiSS-1) pengkodean protein dari 145 asam amino. Dari ini dipotong beberapa peptida pendek kolektif disebut kisspeptin. Ini adalah disekresikan dan mengikat G-protein-coupled reseptor pada permukaan neuron GnRH merangsang mereka untuk melepaskan GnRH. Namun, tingkat estrogen yang tinggi (atau progesteron atau testosteron) menghambat sekresi kisspeptin dan menekan produksi hormon tersebut lebih lanjut. Produksi progesteron dirangsang oleh hormon luteinizing (LH), yang juga dirangsang oleh GnRH.

Hipotalamus
GnRH
Kelenjar di bawah otak
LH


Peningkatan kadar progesteron kontrol diri dengan loop umpan balik negatif yang sama yang digunakan oleh estrogen (dan testosteron ).
Kontrol Umpan Balik pada Fase Luteal

Selama fase luteal, baik LH maupun FSH akan ditekan melalui efek umpan balik negatif dari meningkatnya kadar estradiol dan progesteron sirkulasi.
Inhibisi akan terus berlangsung sampai kadar estradiol dan progesteron menurun menjelang akhir fase luteal akibat regresi corpus luteum saat tidak terjadi kehamilan. Efek akhir adalah meningkatnya kadar FSH yang menyebabkan pertumbuhan folikel baru pada siklus berikutnya. Dalam keadaan tidak terjadi kehamilan durasi fungsi corpus luteum umumnya 14 hari setelah lonjakan LH.
2.2.1 Estrogen
Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion (Winknjosastro, 2010). Hormon Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Pada wanita normal yang tidak hamil, estrogen disekresikan dalam jumlah berarti hanya oleh ovarium, walaupun juga disekresi dalam jumlah kecil oleh korteks adrenal. Selama kehamilan, estrogen dalam jumlah yang sangat besar juga disekresi oleh plasenta (Guyton, 2007).  Estrogen pada anak – anak hanya dihasilkan dalam jumlah kecil, dan meningkatkan pesat di bawah pengaruh gonadotropin hipofisis anterior pada waktu pubertas. Ukuran ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina membesar beberapa kali di bawah pengaruh hormon ini. Genitalia eksterna juga membesar dengan penumpukan lemak di mons pubis, labia mayora dan labia minora (Erkadius, 2008).
2.2.1.1 Tipe Estrogen
Ada tiga tipe estrogen yang ada dalam jumlah bermakna di dalam plasma wanita, yaitu :
a.       β-estradiol
merupakan hormon utama yang disekresi oleh ovarium. Potensi estrogenik hormon ini adalah 12 kali lebih besar dari pada estron dan 80 kali lebih besar daripada estriol, sehingga dianggap sebagai estrogen utama.
b.      Estron
disekresikan dalam jumlah kecil tetapi sebagian besar estron dibentuk di jaringan perifer dari androgen yang disekresi oleh korteks ginjal dan oleh sel teka ovarium.
c.       Estriol
merupakan estrogen yang lemah. Merupakan produk oksidasi yang berasal baik dari estradiol maupun estron dengan pengubahan yang terjadi di dalam hati.
2.2.1 Estrogen
Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion (Winknjosastro, 2010). Hormon Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Pada wanita normal yang tidak hamil, estrogen disekresikan dalam jumlah berarti hanya oleh ovarium, walaupun juga disekresi dalam jumlah kecil oleh korteks adrenal. Selama kehamilan, estrogen dalam jumlah yang sangat besar juga disekresi oleh plasenta (Guyton, 2007).  Estrogen pada anak – anak hanya dihasilkan dalam jumlah kecil, dan meningkatkan pesat di bawah pengaruh gonadotropin hipofisis anterior pada waktu pubertas. Ukuran ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina membesar beberapa kali di bawah pengaruh hormon ini. Genitalia eksterna juga membesar dengan penumpukan lemak di mons pubis, labia mayora dan labia minora (Erkadius, 2008).
2.2.1.1 Tipe Estrogen
Ada tiga tipe estrogen yang ada dalam jumlah bermakna di dalam plasma wanita, yaitu :
a.       β-estradiol
merupakan hormon utama yang disekresi oleh ovarium. Potensi estrogenik hormon ini adalah 12 kali lebih besar dari pada estron dan 80 kali lebih besar daripada estriol, sehingga dianggap sebagai estrogen utama.
b.      Estron
disekresikan dalam jumlah kecil tetapi sebagian besar estron dibentuk di jaringan perifer dari androgen yang disekresi oleh korteks ginjal dan oleh sel teka ovarium.
c.       Estriol
merupakan estrogen yang lemah. Merupakan produk oksidasi yang berasal baik dari estradiol maupun estron dengan pengubahan yang terjadi di dalam hati.

2.2.1.2 Sintesis Estrogen
            Estrogen dan progesteron merupakan steroid. Keduanya disintesis di dalam ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah, dan sejumlah kecil asetil koenzim A, suatu molekul multipel yang dapat berkombinasi untuk membentuk inti steroid yang tepat.
            Selama disintesis, terutama progresteron dan hormon kelamin pria, testosteron, akan disintesis pertama kali; baru kemudian, selama fase folikuler siklus ovarium, sebelum kedua hormonpermulaan ini keluar dari ovarium, hampir semua testosteron dan sebagian besar progesteron akan diubah menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa. Selama fase luteal dari siklus, jauh lebih banyak progesteron yang dibentuk yang semuanya akan diubah, jumlah ini berperan pada sekresi progesteron yang banyak ke dalam sirkulasi darah pada waktu tersebut. Selain itu, testosteron disekresikan ke dalam plasma wanita oleh ovarium dalam jumlah sekitar seperlimabelas dari testosteron yang disekresikan ke dalam plasma pria oleh testis.
Estrogen dan progesteron, keduanya ditranspor dalam darah terutama berikatan dengan albumin plasma dan globulin khusus pengikat estrogen dan progesteron. Ikatan antara hormon-hormon ini dan protein plasma umumnya kurang erat sehingga dengan cepat hormon ini dilepaskan ke jaringan setelah waktu 30 menit kemudian (Guyton, 2007)

2.2.1.3 Mekanisme Kerja Hormon Estrogen
Hormon steroid berdifusi melalui membran sel dan terikat dengan afinitas tinggi pada reseptor protein sitoplasmik spesifik. Afinitas terhadap reseptor bervariasi dengan estrogen spesifik aktivasi kompleks steroid-reseptor memasuki nukleus dan berinteraksi dengan kromatin inti untuk memulai sintesa RNA hormon spesifik yang memerantarai sejumlah fungsi fisiologis.
Sumber Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen.

Ovarium memiliki endokrin yang berkaitan : folikel penghasil estrogen slm paruh pertama siklus dan korpus luteum, yg mengasilkan progesteron dan estrogen slm paruh terakhir siklus. Unit-unit ini secara berurutan dipicu oleh hubungan hormonal siklik komplek antara hipotalamus, hipofise anterior, dan kedua unit endokrin ovarium ini.
Seperti pada pria, fungsi gonad pada wanita dikontrol secara langsung oleh hormon-hormon gonadotropik hipofisis anterior, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini, sebaliknya, diatur oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) hipotalamus, serta efek umpan balik hormon-hormon gonad. Namun, tidak seperti pria, kontrol gonad wanita diperrumit oleh sifat fungsi ovarium yang siklik. Sebagai contoh, efek FSH dan LH pada ovarium bergantung pada stadium siklus ovarium. Selain itu, estrogen menimbulkan efek umpan balik negatif selama pruh tertentu siklus dan efek umpan balik positif pada paruh suklius lainnya, bergantung pada konsentrasi estrogen. Juga berbeda dari pria, FSH tidak semata-mata bertanggungjawab untuk gametogenesis, demikian juga LH tidak hanya menentukan sekresi hormon gonad(Sherwood, 2012).

2.2.1.4 Efek Estrogen
Fungsi utama dari estrogen adalah untuk menimbulkan proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ-organ kelamin dan jaringan lain yang berkaitna dengan organ reproduksi.
a.       Efek estrogen pada uterus dan organ kelamin luar wanita
Selama masa kanak-kanak, estrogen disekresi dalam jumlah kecil, tetapi pada saat pubertas, jumlah yang disekresi pada wanita dibawah pengaruh hormon-hormon gonadotropin hipofisis meningkat sampai 20 kali lipat atau lebih. Pada saat ini, organ-organ kelamin wanita akan berubah dari yang dimiliki seorang anak menjadi yang dimiliki seorang dewasa. Ovarium, tuba falopii, uterus, dan vagina semuanya bertambah besar dengan deposisi lemak pada mons pubis dan labia mayora dan disertai pembesaran labia minora.
Selain itu estrogen juga mengubah epitel vagina dari tipe kuboid menjadi bertingkat yang dianggap lebih tahan terhadap trauma dan infeksi daripada epitel sel kuboid prapubertas.
b.      Efek estrogen pada tuba falopii
Estrogen berpengaruh pada mukosa yang membatasi tuba falopii, sama seperti efek estrogen terhadap endometrium uterus. Estrogen menyebabkan jaringan kelenjar tersebut berproliferasi dan yang penting estrogen menyebabkan jumlah sel-sel epitel bersilia yang membatasi tuba falopii bertambah banyak.
c.       Efek estrogen pada payudara
Payudara primordial pada pria dan wanita pada dasarnya sama, dibawah pengaruh hormon yang tepat payudara pria selama 2 dekade kehidupan yang pertama dapat cukup berkembang untuk memproduksi susu dengan cara yang sama seperti pada payudara wanita. Estrogen memulai pertumbuhan payudara dan alat-alat pembentuk air susu payudara. Estrogen juga berperan pada pertumbuhan karakteristik dan penampilan luar payudara wanita dewasa. Akan tetapi estrogen tidak menyelesaikan tugasnya yaitu mengubah payudara menjadi organ yang memproduksi susu.
d.      Efek estrogen pada tulang rangka
Estrogen menghambat aktivitas osteoplastik didalam tulang sehingga merangsang pertumbuhan tulang. Pada saat pubertas ketika wanita masuk ke masa reproduksi laju pertumbuhan badan menjadi cepat selama beberapa tahun. Estrogen juga mempunyai efek poten lainnya terhadap pertumbuhan tulang rangka. Estrogen menyebabkan terjadinya penggabungan awal epifisis dengan batang tulang panjang.
e.       Efek estrogen pada deposisi protein
Estrogen menyebabkan sedikit peningkatan protein tubuh yang terbukti dengan adanya keseimbangan nitrogen yang sedikit positif apabila diberikan estrogen.
f.       Efek estrogen pada metabolisme dan penyimpanan lemak
Estrogen juga menyebabkan peningkatan jumlah simpanan lemak dalam jaringan subkutan sebagai akibatnya presentase lemak tubuh pada wanita lebih besar dibanding pria, yang mengandung lebih banyak protein.
g.      Efek estrogen pada distribusi rambut
Estrogen tidak terlalu mempengaruhi persebaran rambut akan tetapi rambut akan tumbuh didaerah pubis dan axilla sesudah pubertas.
h.      Efek estrogen pada kulit
Estrogen menyebabkan kulit berkembang membentuk tekstur yang halus dan lembut, tetapi meskipun demikian kulit wanita lebih tebal daripada kulit seorang anak atau kulit wanita yang dikastrasi.
i.        Efek estrogen pada keseimbangan elektrolit
Estrogen, seperti aldosteron dan beberapa hormon adrenokorteks lainnya dapat menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal.

2.2.2 Progesteron
Progesteron (bahasa Inggris: progesterone, P4) merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis.  Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon  yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan uterus selama kehamilan.

2.2.2.1 Sintesa Progesteron
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH.
Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.
Biosintesis progesteron dalam kehamilan manusia disempurnakan melalui penggunaan kolesterol low-density lipo-protein plasma ibu oleh plasenta. Ingat bahwa kapasitas untuk sintesis de novo steroid di plasenta hanya terbatas / sebagian, ini disebabkan oleh kecepatan pembentukan kolesterol yang lambat di trofoblas. Meskipun jauh lebih banyak progesteron daripada estrogen diproduksi selama kehamilan normal, relatif jauh lebih sedikit yang diketahui tentang biosintesisnya sampai hari ini. Sangat sedikit progesteron yang diproduksi sepanjang kehamilan manusia muncul di ovarium setelah beberapa minggu pertama kehamilan.
Pengangkatan secara bedah korpus luteum atau ooforektomi bilateral yang dikerjakan pada minggu ke-7 sampai ke-10 kehamilan tidak mengakibatkan menurunnya kecepatan ekskresi pregnanediol urin, metabolit utama progesteron. Ada peninggian bertahap kadar progesterone plasma dan kadar estradiol-17β serta estriol pada kehamilan manusia yang normal.

2.2.2.2 Mekanisme Kerja Hormon Progesteron
Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar  mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik  (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.
Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :
1.      Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.

2.      Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi  progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.
3.      Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan  progesteron sebelum terjadi fertilisasi.
4.      Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.
5.      Lendir serviks yang kental
a.       Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi  dari spermatozoa sangat terhambat. 
b.      Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan  ferning dan spinnbarkeit.

2.2.2.3 Efek Progesteron
Fungsi progesteron yang paling penting adalah dalam mendorong peningkatan sekresi kelenjar endometrium selama setengah terakhir siklus menstruasi, yaitu setelah ovulasi.
a.       Efek progesteron pada uterus
Sejauh ini fungsi progesteron yang paling penting adalah untuk meningkatkan perubahan sekretorik pada endometrium uterus selama separuh terakhir siklus bulanan wanita sehingga mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang sudah dibuahi.
b.      Efek progesteron pada tuba falopii
Progesteron juga meningkatkan sekresi pada mukosa yang membatasi tuba falopii. Sekresi ini dibutuhkan untuk nutrisi ovum yang sudah dibuahi dan sedang membelah sewaktu ovum bergerak dalam tuba falopii sebelum berimplantasi.
c.       Efek progesteron pada payudara
Progesteron meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli payudara, mengakibatkan sel-sel alveolar berprofilerasi, membesar, dan menjadi bersifat sekrotik tetapi progesteron tidak menyebabkan alveoli mensekresi air susu.



No comments: