MATA KULIAH : Asuhan Persalinan (ASKEB
II)
KODE
MATA KULIAH : Bd. 302
BEBAN STUDI
: 4 SKS ( T = 1, P = 3 ) / III
WAKTU PEMBELAJARAN : 30
Menit
PERTEMUAN KE : I (Satu)
DOSEN PENGAJAR : Anjelina
Puspita Sari
POKOK
BAHASAN : Periksa
Dalam ( Vagina Toucher )
SUB POKOK
BAHASAN : 1.
Konsep Dasar Vaginal Toucher
2. Tujuan
Tindakan Vaginal Toucher
3. Indikasi dan
Kontraindikasi Tindakan Vaginal Toucher
4. hal-hal yang
Dinilai Saat Vaginal Toucher
Setelah
mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tindakan periksa dalam
(vaginal toucher) dengan benar.
1. Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin). Jogjakarta : Fitramaya
2. JNPK-KR . 2009. Buku acuan persalinan
normal dan inisiasi menyusui dini. Jakarta. Depkes RI. Hal 43-57
3. Varney,
2004. Varney’s Midwifery. London : Jones and Bartlett Publishers. Hal 347-360
4. Johnson,
Wendy Taylor. 2005. Buku Ajar Praktik Kebianan. Jakarta : EGC. Hal 201-207
Pendahuluan |
Sebagai seorang bidan, dalam memberikan asuhan persalinan hendaknya
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan proses persalinan itu sendiri
misalnya mekanisme persalinan, macam-macam panggul, ukuran panggul normal,
bagian-bagian dari kepala bayi yang akan melewati panggul/ jalan lahir serta
bagaimana cara melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher) agar dapat
mengetahui hal-hal sehubungan kemajuan persalinan dan jika ada hal-hal yang
menyimpang dapat dilakukan koreksi secara manual jika mungkin, sehingga
tindakan-tindakan operatif tidak perlu dikerjakan.
Uraian Materi
A. Konsep
Dasar Periksa Dalam (Vaginal Toucher)
1. Pengertian
Pemeriksaan yang
dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam liang sanggama. Pemeriksaan
dilakukan saat ibu bersalin (memasuki kala I persalinan, saat ada gejala
mulas-mulas dan ibu mengalami his secara teratur 2 kali dalam 15 menit sebagai
tanda akan melahirkan). Pemeriksaan dalam ini dengan kepentingan untuk
menentukan awal dan kemajuan dari persalinan.
B.
Tujuan Tindakan Vaginal Toucher
Tujuan tindakan vaginal toucer
adalah :
l Untuk
menentukan apakah penderita benar dalam keadaan inpartu/ belum
l Untuk
menentukan faktor janin dan panggul
l Menentukan
ramalan persalinan
C.
Indikasi dan Kontraindikasi Vaginal
Toucher
Selanjutnya Vaginal Toucher (VT) dilakukan berdasarkan indikasi, hal
ini penting untuk mencegah timbulnya infeksi.
Indikasi VT:
l Ketuban pecah sebelum waktunya
l Untuk mengevaluasi pembukaan cervik uteri/ kemajuan persalinan
l Untuk menyelesaikan persalinan atau
melakukan rujukan
l Petunjuk partograf WHO setiap 4 jam
Kontra indikasi VT:
l Pasien hamil dengan perdarahan pervagina
Perdarahan pervaginam pada
kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat
menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan dimeja
operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
l Adanya infeksi daerah genetalia
D. Hal-hal yang Dinilai Saat Vaginal Toucher
Hal-hal yang Dinilai Saat Vaginal Toucher :
Kondisi Portio:
1. Posisi
ü Posterior
ü Anterior
Sebelum
persalinan serviks biasanya berada pada
posisi sentral atau posterior, keras, belum menipis dengan ostium masih menutup (belum
matang). Pada minggu-minggu terakhir kehamilan
dan awal persalinan, struktur dan posisi serviks berubah akibat
pematangan, teraba tidak keras dan berada pada posisi anterior.
2.
Konsistensi
ü Tidak Teraba
ü Tipis
ü Tebal
ü Lembut
ü Kaku
ü Kuncup
Serviks yang terasa lunak dan dapat meregang berkaitan dengan dilatasi yang
baik pada ostium uteri, sedangkan serviks yang belum matang pada akhir
kehamilan biasanya dapat diikuti dengan persalinan yang lama. Serviks yang
tidak matang memerlukan kekuatan uterus tiga sampai empat kali lebih besar dari
pada serviks yang matang.
3. Pendataran
ü 0%
ü 25%
ü 50%
ü 75%
ü 100%
Pada primigravida penipisan
biasanya mendahului pembukaan sedangkan pada multigravida hal ini terjadi
secara simultan. Penipisan dikaji dengan mengukur panjang serviks dan derajat
penonjolannya kedalam vagina. Serviks yang belum menipis teraba panjang dan
berbentuk tubuler, dengan ostium tertutup atau dilatasi sebagian. Bila telah
terjadi penipisan, serviks menipis dan teraba lebih pendek, karena segmen
uterus bagian bawah mendorongnya keatas.
4.
Pembukaan
Dilatasi (pembukaan) diukur dalam
sentimeter.
Proses
membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
a. Fase Laten
Berlangsung
selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3
cm.
b.
Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3 subfase :
·
Periode akselerasi berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm
·
Dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan cepat dari 4
cm menjadi 9 cm
·
Deselarasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Ketuban
Ada tidaknya forewater /
selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah. Kalau sudah pecah nilai keadaan
cairan amnion (jernih, hijau, kemerahan, kental).
Selaput ketuban yang masih
utuh akan teraba sebagai permukaan licin yang menutupi bagian terendah janin.
Selama kontraksi, tekanan air ketuban meningkat dan menyebabkan selaput janin
menegang dan akhirnya pecah secara spontan.
Presentasi dan Penunujuk
Saat periksa dalam teraba
rata, bulat dan keras. Secara umum, posisi normal bagi janin untuk
dilahirkan per vaginam adalah posisi kepala di bawah. Namun lebih detailnya,
secara medis posisi kepala yang dapat dilahirkan normal adalah dengan
presentasi belakang kepala/
ubun-ubun kecil (UUK).
Apabila presentasi persalinan bukan belakang kepala, maka akan menghambat
proses penurunan kepala dan memperlama masa persalinan secara keseluruhan.
Adapun risiko terburuk adalah macetnya persalinan sehingga harus dibantu, baik
dengan forsep, vakum, atau melalui operasi Caesar.
Pada saat
periksa dalam teraba lembek dan tidak rata. Pada presentasi bokong penunjuknya
adalah sakrum, bila jari pemeriksa masuk kedalam anus akan dijumpai adanya
mekonium. Pada presentasi muka tulang dahi akan teraba dan jari pemeriksa yang
masuk kemulut dan dihisap oleh janin. Bila tali pusat teraba akan teraba juga
adanya pulsasi. pada keadaan ini selaput janin
tidak boleh dirobek karena adanya bahaya prolaps uteri.
ü Hodge
I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
ü Hodge
II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
ü Hodge
III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
ü Hodge
IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
Vaginal toucher adalah pemeriksaan
yang dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam liang sanggama untuk mngetahui apakah penderita benar dalam keadaan
inpartu, menentukan faktor
janin dan panggul, menentukan
ramalan persalinan.
Hal-hal yang perlu dinilai
dalam vaginal toucher adalah:
Kondisi Portio:
1.
Posisi
2.
Konsistensi
3.
Pendataran
4.
Pembukaan
Ketuban, presentasi, penunjuk dan penurunan
Selain itu tindakan Vaginal
Toucher (VT) tidak dapat dilakukan pada suatu kondisi
kapan saja melainkan dilakukan dilakukan berdasarkan indikasi.
LATIHAN SOAL
1.
Sebutkan
pengertian tindakan vaginal toucher
2.
Sebutkan
tujuan tindakan vaginal toucer
3.
Sebutkan indikasi
dan kontraindikasi tindakan vaginal toucher
4.
Sebutkan
hal-hal yang dinilai saat vaginal toucher
1 comment:
🥰
Post a Comment