Wednesday, January 16, 2013

Periksa dalam (vaginal toucher)






MATA KULIAH                     : Asuhan Persalinan (ASKEB II)
KODE MATA KULIAH        : Bd. 302
BEBAN STUDI                       : 4 SKS ( T = 1, P = 3 ) / III
WAKTU PEMBELAJARAN : 30 Menit
PERTEMUAN KE                 : I (Satu)
DOSEN PENGAJAR             : Anjelina Puspita Sari
POKOK BAHASAN              : Periksa Dalam ( Vagina Toucher )
SUB POKOK BAHASAN      :  1. Konsep Dasar Vaginal Toucher
   2. Tujuan Tindakan Vaginal Toucher
  3. Indikasi dan Kontraindikasi Tindakan Vaginal Toucher
  4. hal-hal yang Dinilai Saat Vaginal Toucher
                                               








Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tindakan periksa dalam (vaginal toucher)  dengan benar.


 




1.  Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Jogjakarta : Fitramaya
2.  JNPK-KR . 2009. Buku acuan persalinan normal dan inisiasi menyusui dini. Jakarta. Depkes RI. Hal 43-57
3.  Varney, 2004. Varney’s Midwifery. London : Jones and Bartlett Publishers. Hal 347-360
4.  Johnson, Wendy Taylor. 2005. Buku Ajar Praktik Kebianan. Jakarta : EGC. Hal 201-207


Pendahuluan



Sebagai seorang bidan, dalam memberikan asuhan persalinan hendaknya mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan proses persalinan itu sendiri misalnya mekanisme persalinan, macam-macam panggul, ukuran panggul normal, bagian-bagian dari kepala bayi yang akan melewati panggul/ jalan lahir serta bagaimana cara melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher) agar dapat mengetahui hal-hal sehubungan kemajuan persalinan dan jika ada hal-hal yang menyimpang dapat dilakukan koreksi secara manual jika mungkin, sehingga tindakan-tindakan operatif tidak perlu dikerjakan.



 Uraian Materi


A.     Konsep Dasar Periksa Dalam (Vaginal Toucher)
1.       Pengertian

Pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam liang sanggama. Pemeriksaan dilakukan saat ibu bersalin (memasuki kala I persalinan, saat ada gejala mulas-mulas dan ibu mengalami his secara teratur 2 kali dalam 15 menit sebagai tanda akan melahirkan). Pemeriksaan dalam ini dengan kepentingan untuk menentukan awal dan kemajuan dari persalinan.

B.     Tujuan Tindakan Vaginal Toucher
Tujuan tindakan vaginal toucer adalah :
l  Untuk menentukan apakah penderita benar dalam keadaan inpartu/ belum
l  Untuk menentukan faktor janin dan panggul
l  Menentukan ramalan persalinan

C.     Indikasi dan Kontraindikasi Vaginal Toucher
Selanjutnya Vaginal Toucher (VT) dilakukan berdasarkan indikasi, hal ini penting untuk mencegah timbulnya infeksi.
Indikasi VT:

l  Ketuban pecah sebelum waktunya
l  Untuk mengevaluasi pembukaan cervik uteri/ kemajuan persalinan
l  Untuk menyelesaikan persalinan atau melakukan rujukan
l  Petunjuk partograf WHO setiap 4 jam

Kontra indikasi VT:
l  Pasien hamil dengan perdarahan pervagina
Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
l  Adanya infeksi daerah genetalia


D.     Hal-hal yang Dinilai Saat Vaginal Toucher
Hal-hal yang Dinilai Saat Vaginal Toucher :
Kondisi Portio:
1.      Posisi

ü Posterior
ü Anterior
Sebelum persalinan serviks biasanya berada pada posisi sentral atau posterior, keras, belum menipis dengan ostium masih menutup (belum matang). Pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan awal persalinan, struktur dan posisi serviks berubah akibat pematangan, teraba tidak keras dan berada pada posisi anterior.

2.                                                                              Konsistensi
ü Tidak Teraba
ü Tipis
ü Tebal
ü Lembut
ü Kaku
ü Kuncup
Serviks yang terasa lunak dan dapat meregang berkaitan dengan dilatasi yang baik pada ostium uteri, sedangkan serviks yang belum matang pada akhir kehamilan biasanya dapat diikuti dengan persalinan yang lama. Serviks yang tidak matang memerlukan kekuatan uterus tiga sampai empat kali lebih besar dari pada serviks yang matang.

3.       Pendataran

ü 0%
ü 25%
ü 50%
ü 75%
ü 100%

Pada primigravida penipisan biasanya mendahului pembukaan sedangkan pada multigravida hal ini terjadi secara simultan. Penipisan dikaji dengan mengukur panjang serviks dan derajat penonjolannya kedalam vagina. Serviks yang belum menipis teraba panjang dan berbentuk tubuler, dengan ostium tertutup atau dilatasi sebagian. Bila telah terjadi penipisan, serviks menipis dan teraba lebih pendek, karena segmen uterus bagian bawah mendorongnya keatas.

4.                                                                              Pembukaan
Dilatasi (pembukaan)  diukur dalam sentimeter.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:   
a.    Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b.    Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3 subfase :
·      Periode akselerasi berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
·      Dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
·      Deselarasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.

Ketuban

Ada tidaknya forewater / selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah. Kalau sudah pecah nilai keadaan cairan amnion (jernih, hijau, kemerahan, kental).
Selaput ketuban yang masih utuh akan teraba sebagai permukaan licin yang menutupi bagian terendah janin. Selama kontraksi, tekanan air ketuban meningkat dan menyebabkan selaput janin menegang dan akhirnya pecah secara spontan.

Presentasi dan Penunujuk


Saat periksa dalam teraba rata, bulat dan keras. Secara umum, posisi normal bagi janin untuk dilahirkan per vaginam adalah posisi kepala di bawah. Namun lebih detailnya, secara medis posisi kepala yang dapat dilahirkan normal adalah dengan presentasi belakang kepala/ ubun-ubun kecil (UUK).
Apabila presentasi persalinan bukan belakang kepala, maka akan menghambat proses penurunan kepala dan memperlama masa persalinan secara keseluruhan. Adapun risiko terburuk adalah macetnya persalinan sehingga harus dibantu, baik dengan forsep, vakum, atau melalui operasi Caesar.


Pada saat periksa dalam teraba lembek dan tidak rata. Pada presentasi bokong penunjuknya adalah sakrum, bila jari pemeriksa masuk kedalam anus akan dijumpai adanya mekonium. Pada presentasi muka tulang dahi akan teraba dan jari pemeriksa yang masuk kemulut dan dihisap oleh janin. Bila tali pusat teraba akan teraba juga adanya pulsasi. pada keadaan ini selaput janin tidak boleh dirobek karena adanya bahaya prolaps uteri.


Bidang Hodge
ü  Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
ü  Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
ü  Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
ü  Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis






Penipisan dari Leher Rahim yang

Text Box: KESIMPULAN


Vaginal toucher adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam liang sanggama untuk mngetahui apakah penderita benar dalam keadaan inpartu, menentukan faktor janin dan panggul, menentukan ramalan persalinan.
Hal-hal yang perlu dinilai dalam vaginal toucher adalah:
Kondisi Portio:
1.             Posisi
2.             Konsistensi
3.             Pendataran
4.             Pembukaan
Ketuban, presentasi, penunjuk dan penurunan
Selain itu tindakan Vaginal Toucher (VT) tidak dapat dilakukan pada suatu kondisi kapan saja melainkan dilakukan dilakukan berdasarkan indikasi.

LATIHAN SOAL
        
1.      Sebutkan pengertian tindakan vaginal toucher
2.      Sebutkan tujuan tindakan vaginal toucer
3.      Sebutkan indikasi dan kontraindikasi tindakan vaginal toucher
4.      Sebutkan hal-hal yang dinilai saat vaginal toucher