BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Dalam
penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan
tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidana secara lebih mendalam. Dalam hal
ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang
berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan
pada kebutuhan atau minat masyarakat. Pemasaran juga merupakan hal yang sangat
penting bagi seorang bidan dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun
asuhan kebidanan. Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat,
pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang / jasa, pemasaran ini dikenal
dengan sebutan pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan
kebidanan adalah Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita, Calon
pengantin, Pasangan usia subur, wanita usia menopause dan lanjut usia.
II.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang tersebut maka perlu ditinjau lebih lanjut mengenai:
·
Definisi Pemasaran
·
Manajemen Pemasaran
·
Sistem Pemasaran
·
Tujuan Pemasaran
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi
·
Peranan
·
Komponen
·
Proses
·
Strategi Pemasaran
·
Pemasaran
Jasa Sosial Asuhan Kebidanan
·
Langkah-langkah pemasaran social dalam bidang kebidanan.
·
Jurnal yang berkaitan
dengan pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan
III.
TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengidentifikasi mengenai
Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan.
IV. MANFAAT PENULISAN
·
Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi tau
dan mengerti bagaimana pokok-pokok penting dari pemasaran.
·
Bagi Tenaga Kesehatan (khususn
Sebagai informasi tenaga
kesehatan khususnya bidan mengenai pokok-pokok penting dalam Pemasaran Sosial
Jasa Asuhan Kebidanan.
·
Bagi Institusi Pendidikan
Menambah
pengetahuan referensi yang menunjang ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMASARAN
SOSIAL JASA ASUHAN KEBIDANAN
A. DEFINISI PEMASARAN
Dalam ilmu social terdapat beberapa pengertian dan
tujuan dari pemasaran diantaranya adalah : American Marketing Assosoation
mendefinisikan marketing sebagai kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang
atau jasa dari produsen ke konsumen atau pengguna.
Menurut Yeyeh Rukiyah Tahun 2011 pemasaran sebagai
upaya penggunaan dan teknik pemasaran untuk meningkatkan penerimaan suatu
gagasan atau perilaku soasial. Pemasaran
juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan intuk kepuasan,
keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
Pemasaran identik dengan proses perdagangan barang yang
diorentasikan sebagai preoses
jual beli dan tawar menawar, sehingga
pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika kita membahas tentang
penyediaan jasa.
Defenisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1)
Sumarni dan Soeprihanto (1995 )
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan.
2)
WY. Stanton (1997 )
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh
sistem yang berhubungan dengan tujuan dari sebuah perencanaan dan penentuan
harga sampai dengan promosi dan distribusi barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli.
3)
Trioso Purnawarman (2001 )
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain.
4)
Philip Kotler (Marketing)
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
5)
Philip Kotler dan Amstrong
Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan
managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain.
Dari beberapa defenisi diatas
dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar
menukar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga
dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
serta pemantauan.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda
dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis yang
sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan,
periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran
sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat
sosial. Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran komersial dengan
pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial dan
pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk
sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit
tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3)
keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk
produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak
pihak, 5) konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan
berpendidikan rendah
Pemasaran sosial dalam program-program
kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau
prilaku. Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan
promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan.
Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan
diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat
(seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi,
proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi
konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan
potensi kemandirian program dimasayang akan datang, dan kesemuanya merupakan
ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran menjadi penting untuk “menjual”
perilaku baru. Para konsumen harus melakukan pertukaran yang rumit antara
perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk mendapatkan hasil yang
hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan mungkin membuahkan
akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran
sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen. Konsumen atau pengguna bukan
hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang
dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai
saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk berbagai
keputusan pemasaran yang menentukan ( Depkes, 1997).
Pemasaran Sosial
VS Pemasaran Komersial ( Rukiyah Yeyeh, 2011 )
1. Pemasaran
social mempunyai tujuna akhir : prubahan periklaku atau gaya hidup yang ditu
relative tidak mengenakkan, merepotkan dan tidak memiliki reward, konsumen
sering merasa keberatan mengubah perilaku yang sudah berakar dalam kehidupannya
, apalagi bila perubahan tersebut dinilai berlawanan dengan budaya, sedangkan
pemasaran komersial bertujuan sasaran konsumen berkompetisi menggunakan produk
tersebut dengan menaikkan konsumsi berproduk. Konsumen merasakan secara
langsung “ kenikmatan “ yang diperoleh dengan membeli produk.
2. Pemasaran
social mengharapkn hasil akhir lebih susah di monitor, yaitu perubahan perilaku
yang biasanya memerlukan waktu lama, sedangkan pemasaran komersial bisnis
komersial dianggap suskses sekalipun hanya sebagian sasaran menggunakan merek
produk tersebut. Hasil akhir mudah dievaluasi karena penjualan ( nilai) produk
naik.
3. Dalam
pemasaran social dana diserahkan untuk kampanye kesehatan biasanya terbatas dan
pemegang keputusan belum banyak menyadari kepentingan memasarkan jasa social
itu. Sedangkan pemasaran komersial dana lebih besar karena pemegang keputusan
menyadari perlunya sales force.
B. KONSEP
PEMASARAN
Konsep-konsep inti pemasaran
meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan
kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita
dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah
suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah
kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik
yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Konsep pemasaran mengatakan
bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara
lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1)
Temukan
keinginan pasar dan penuhilah.
2)
Buatlah apa
yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dibuat.
3)
Cintailah
pelanggan bukan produk anda.
4)
Lakukanlah
menurut cara anda. (Burger King)
5)
Andalah yang
menentukan. (United Airlines)
6)
Melakukan
segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat
dengan nilai, mutu dan kepuasan. (JC.
Penney)
C. MANAJEMEN
PEMASARAN
Manajemen pemasaran berasal
dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong
pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (Planning),
pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa
Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu
manajemen dan pemasaran, yang meliputi:
a.
Analisis
Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi yang dapat yang dapat membantu dan bekerja sama. Sasaran pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia menopause, dan lanjut usia.
Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi yang dapat yang dapat membantu dan bekerja sama. Sasaran pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia menopause, dan lanjut usia.
b.
Melakukan riset
Tujuan
melakukan riset yaitu untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok
sasaran terhadap jasa pelayanan yang akan diberikan.
c.
Menyusun strategi pemasaran
Strategi
yang digunakan disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1)
Faktor micro, yaitu perantara pemasaran, pesaing dan
masyarakat.
2)
Factor macro, yaitu demografi/ ekonomi, politik hukum,
teknologi/fisik dan sosial/ budaya.
3)
Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual :
a)
Tempat yang strategis
b)
Produk yang bermutu
c)
Harga yang kompetitif
d)
Promosi yang gencar
4)
Strategi pemasaran dari sudut pandang pembeli/
pelanggan :
a)
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
b)
Biaya
c)
Kenyamanan
d)
Komunikasi
5)
Monitoring dan evaluasi
Kegiatan
monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada
strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui
apakah tujuan dari strategi pemasaran telah tercapai atau belum
6)
Pelaksanaan proses pemasaran
Kegiatan ini
menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang program melalui pesa-
pesan sehingga mudah diingat oleh masyarakat luas atau konsumen
D. TUJUAN
PEMASARAN
Tujuan pemasaran menurut Yeyeh Rukiyah
tahun 2011 agar konsumen lebih mengenal sebuah produk barang atau jasa sehingga
menjadi tertarik dan membeli produk atau jasa tersebut.
Pemasaran social mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1)
Memberikan
pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.
2)
Memberikan
pelayanan sesuai dengan standart praktik, keterampilan yang mantap (dalam memberikan
pelayanan kepada klien ).
3)
Manurunkan
sensitivitas klien pada tarif.
4)
Rekomendasi
( pemasaran ) gratis dari mulut ke mulut.
5)
Menghemat
biaya pemasaran.
6)
Penurunan
biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem pelayanan.
7)
Peningkatan
pendapatan
E. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
Faktor-faktor yang mempangaruhi pemasaran yaitu:
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan.
1.
Kebutuhan,Keinginan dan permintaan.
Kebutuhan adalah : keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan
dasar. Kebutuhan dasar yang diperlukan misalnya pada persalinan dari segi :
Ø Kebutuhan dasar bidan
kelengkapan alat pertolongan persalinan, bahan-bahan dan obat-obatan
Ø Kebutuhan dasar pasien
mendapatkan asuhan yang aman dan nyaman.
Keinginan adalah ;
Hasrat akan sesuatu hal sesuai dengan kebutuhannya tersebut. Asuhan saying ibu
adalah keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah :
mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran
bayi.
Asuhan sayang ibu dalam
proses persalinan :
v Panggil ibu sesuai
namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
v Jelaskan proses
persalinan kepada ibu dan keluarganya.
v Anjurkan ibu untuk
bertanya dan membicarakan ketakutan ataupun kekhawatirannya.
v Dengarkan dan tanggapi
pertannyaan dan kekhawatiran ibu.
v Berikan dukungan,
besarkan hatinnya dan tentramkan hati ibu serta anggota keluargannya.
v Anjurkan ibu untuk
ditemani suami atau anggota keluarga yang lain selama persalinan.
v Lakukan praktek-praktek
pencegahan infeksi yang baik.
v Hargai privasi ibu
v Anjurkan ibu mencoba
berbagai posisi selama persalinan
v Anjurkan ibu minum
cairan atau makan makanan ringan bila ia mau
v Anjurkan ibu menyusui
bayinya segera setelah lahir.
v Membantu memulai
pemberian ASI segera setelah bayi lahir
v Siapkan rencana rujukan
Permintaan adalah :
keinginan akan sesuatu yang didukung kemampuan serta kesediaan membelinnyaa,
misalnya :
Permintaan Bidan
Pasien senantiasa mengikuti nasehat dan saran bidan
Permintaan Pasien
Mendapatkan asuhan yang baik, aman dan nyaman bagi ibu dan
bayinnya selama proses persalinan
2.
Produk
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan sesuatu
kebutuhan atau keinginan masyarakat, misalny : Keselamatan ibu dan bayinya.
3.
Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang mendapatkan produk baik
memproduksi sendiri, meminta maupun pertukaran.
4.
Pertukaran
Pertukaran merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan
seseorang dengan menawarkan suatu imbalan. Pertukaran baru akan terjadi apabila
kedua belah pihak dapat menyetujui syarat pertukaran dan masing-masing mendapat
keuntungan dari pertukaran tersebut.
Misalnya : Seorang Pasien datang untuk mendapatkan pelayanan
kebidanan, kemudian bidan tersebut memberikan pelayanan yang aman dan nyaman
untu ibu, kemudian bidan tersebut mendapatkan imbalan dari jasa yang diaberikan
berupa materi.
5.
Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensi memiliki kebutuhan
yang sama dan bersedia serta mampu melaksanakan pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
F. PERANAN
Peran pemasaran dalam pelayanan kesehatan adalah
untuk:
1)
Menciptakan
diferensiasi. Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan di tuntut mampu
memberikan pelayanan yang beragam (tanpa menyimpang dari kewenangan yang
diberikan).
2)
Manajemen
kualitas pelayanan. Melalui proses pemasaran, bidan akan mampu mengevaluasi
diri mengenai kelebihan dan kekurangan pelayanan kesehatan yang ia tawarkan
kepada klien sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
3)
Meningkatkan
produktifitas tenaga kesehatan di tuntut untuk memperluas wawasan keilmuan serta ketrampilan teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang di berikan kepada klien.
G. KOMPONEN
Unsure pemasaran menurut
Rhenald Kasandi tahun 1998
Unsure
peamsaran berpusat pada 4 P=1C=konsumen
1c
= konsumen ialah siapa yang akan memilih produk jassa asuhan kebidanan
4
P yakni : produk, price, place, promotion.
1. Consumer
= pemberi produk / klien / penerima jasa
2. Produk
= paket keseluruhan yang dapat berupa barang / jasa/ gagasan yang diserahkan
kepada konsumen
3. Price
(harga) = titik awal dari riset pasar adalah menetapkan harga barang atau
imbalan jasa yang sesuai dengan keadaan tempat pemasaran
Factor yang mempengaruhi harga :
apakan tingkat harga / imbalan dapat dijangkau oleh konsumen, penetapan harga
oleh pesaing, apakan konsumen merasakan keuntungan, kemampuan untuk membeli
jasa profesional
4. Place
(tempat) = dalam hal ini diperhatikan kendala geografis dan keterbatasan
terhadap kapasitas beban kerja
5. Promotion (promosi) = cara bagaimana kesadaran tentang
kebutuhan konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan dan meyakinkan
konsumen agar mau membeli.
Peranan kekuatan luar yang akan
mempengaruhi pemasaran (Lia Yulianty, 2011 )
Selain
komponen 4P dan 1C tersebutyang umumnya merupakan variable terkendali, pemasaran
dipengaruhi oleh kekuatan/vaiabel dari luar kendali, dapat berupa :
a. Persaingan,
penting diketahui data tentang kegiatan kelemahan dan kekuatan pesaing dan
antisipasi “ serangan “ yang dapat dilontarkan oleh pesaing
b. Lingkungan
budaya, lingkungan budaya dapat merupakan kendala bila konsumen berasal dari
kalangan etnik yang berbeda dengan pemberi jasa. Penjualan produk(barang/jasa)
harus menyesuaikan diri agar konsumen dapat dipuaskan
c. Kebijaksanaan
pemerintah, peraturan tersebut banyak memeberikan perlindungan terhadap pasar,
asal dapat digunakan sesuai dengan ketentuan
d. Institusi,
dapat berupa organisasi profesi/masyarakat yang mencerminkan kesadaran dan
dukungan terhadap hak – hak konsumen
H. PROSES
Langkah-langkah Saladin tahun 1999
1. Perencanaan
produk menurut Mengadakan penelitian pasar diharapkan dapat memperoleh
informasi tentang :
·
pasar masa kini seperti : jumlah ibu-ibu
atau masyarakat yang mau menerima pelayanan
·
pasar masa depan seperti : jumlah
ibu-ibu dan masyarakat yang diharapkan
·
struktur pasar : sasaran yang dicari
untuk bekerja sama
·
sikap masyarakat : tingkat kepuasan atas
pelayanan yang ada ( oleh dukun bayi )
·
tingkat dukungan tokoh-tokoh masyarakat
(lurah, kader, PKK)
·
kemitraan yang ada
·
tingkat harga atau tariff yang dijangkau
·
pengambilan keputusan dalam rumah
tangga.
Informasi
dapat diambil secara lansung (primer) : wawancara, pengamatan lansung. Sekunder
mangambil data dari kelurahan, wawancara dengan tokoh masyarakat.
2. Keputusan
dalam menetapkan harga dan tariff
Harga
adalah imbalan uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk membayar produk atau
jasa yang diterimanya, dalam penetapan harga, perlu diketahui secara mendalam
tentang kemampuan konsumen / masyarakat
3. Tempat
penyaluran barang atau jasa
Distribusi
disini diartikan sebagai tempat jual jasa dalam hal ini tempat memberikan
pelayanan seperti di posyandu, pertolongan persalinan dirumah penduduk atau
polindes. Bidan harus bekerjasama dengan kader, PKK, dukun bayi sebagai agen
perantara bila perlu bekerjasama dengan KUD, lurah membangun tempat pelayanan
kesehatan yang ditunjang denga post obat desa.
4. Promosi
Adalah
kegiatan komunikasi untuk memotivasi masyarakat agar mereka menyakini
keuntungan yang diperoleh bila menggunakan produk jasa bidan
5. Komunikasi
untuk pemasaran social bidan
Dalam hal
kegiatan pemasara social intinya dalah kegiatan promosi berupa kegiatan
komunikasi untuk memotivasi masyarakat agar mereka meyakini manfaat yang
diperoleh bila mereka mau melaksanakan upaya kesehatan masyarakat termasuk
memanfaatkan jasa bidan
Langakah – langkah dalam pemasaran
social menurut Yeyeh Rukiyah tahun 2011
1. Merencanakan
dalam memilih strategi
Dalam
melakukan perencanaan pertama lakukan riset pasar atau sasaran, kemudian
tentukan tujuan komunikasi dimana untuk tujuan informative dapat diguanakan
media masa, untuk tujuan persuasive digunakan media international atau
kombinasi keduanya.
Selanjutnya
menetapkan sasaran, pesan komunikasi yang spesifik dan ditujukan kepada
kelompok sasaran spesifik atau homogeny akan lebih efektif. Perlu dipelajari
latar belakang social, ekonomi dan budaya kelompok sasaran, juga pandangan
kebiasaan apa yang mendorong maupun menghamabat usaha permasyarakatan,
pendayagunaan bidan.
Terakhir
menetukan strategi komunikasi, komunikasi lebih efektif bila antara komunikator
dan sasaran bersifat hemofili (memilki atribut, karakteristik yang sama).
Komunikasi yang heterefili kurang kecuali bila komunikator memiliki empati yang
tinggi.
2. Memilih
saluran materi
Perlu
diidentifikasi matetri yang profesional, relevan dengan kebutuhan sasaran Karen
sasaran akan lebih memperhatikan informasi yang serasi dengan kebutuhan
3. Menyampaikan
pesan
Pesan
dapat disampaikan secara lansung (interpersonal) disini bidan dapat lansung
berfungsi sebagai motivator atau tidak lansung sehingga bidan perlu dimanajemen
dengan mediator/ komukator yang telah ada dan dikenal masyarakat yaitu ibu PKK,
guru dll.
4. Pengembangan
pesan dan uji coba
Kembangkan
pesan –pesan sesuaikan kondisi masyarakat sasaran, lakukan uji coba (misalnya
pada kader kesehatan, lakukan perbaikan-perbaikan pesan)
5. Pelaksanaan
kegiatan
Perkenalan
kegiatan, diri dan kemampuan sebagai pemberi jasa dan bekerjasama dengan tokoh
masyarakat setempat.
Ada
4 perkembangan dari konsep yang ada menurut Yeyeh Rukiyah tahun 2011:
1. Konsep
layanan : orientasi rumah sakit hanya untuk memberikan pelayanan dan fasilitas
yang lain
2. Konsep
penjualan : orientasi rumahsakit hanya pada usaha untuk mencapai pemanfaatan
fasilitas dengan memadai
3. Konsep
pemasaran : orientasi rumahsakit berusaha untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan pasien serta menciptakan pelayanan yang memuaskan
4. Konsep
pemasaran soisal : orientasi pada usaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan
permintaan pasien serta memberikan kepuasan.
Pemenuhan itu dilaksanakan dengan
efektif dan efisien sehingga mendorong kesejahteraan pasien. Bila kita lihat definisi dan perkembangan
konsep pemasaran, semakin jelas bahwa adanya pergeseran dari rumah sakit dan
dokter sebagai sentral menjadi pasien sebagai sentral. Selain itu
diperhatikannya factor kebutuhan, keinginan dan permintaan pasien dan lebih
lanjut perhatikan pula factor kepuasan pasien jadi tidak hanya melaksanakan
kewajiban saja.
I.
STRATEGI PEMASARAN
1.
Strategi
pemasaran secara umum
Strategi pemasaran adalah
pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran,
alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan
kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, ada
tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam
pemasaran yaitu :
1.
Daur hidup
produk
Strategi harus disesuaikan
dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap
kedewasaan dan tahap kemunduran.
2.
Posisi
persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus
disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin,
menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3.
Situasi
ekonomi
Strategi pemasaran harus
disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada
dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
J.
PEMASARAN JASA SOSIAL ASUHAN KEBIDANAN
Kotler (2005) menjelaskan bahwa pemasaran
sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku. Pemasaran sosial
mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan tradisional untuk mengubah sosial dalam
satu kerangka aksi dan perencanaan yang integral serta menggunakan keterampilan
teknologi komunikasi dan keahlian pemasaran.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda
dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis yang
sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan,
periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran
sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat
sosial. Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran komersial dengan
pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial dan
pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk
sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit
tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3)
keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk
produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak
pihak, 5) konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan
berpendidikan rendah.
Pemasaran sosial dalam program-program
kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau
prilaku. Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan
promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan.
Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan
diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat
(seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi,
proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi
konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan
potensi kemandirian program dimasa yang akan datang, dan kesemuanya merupakan
ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran menjadi penting untuk
“menjual” perilaku baru. Para konsumen harus melakukan pertukaran yang rumit
antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk mendapatkan hasil
yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan mungkin
membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi
pada konsumen. Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi
juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan
berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran
sosial, memberikan data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan (Depkes,
1997).
Contoh langkah-langkah pemasaran dalam pelayan
kebidanan:
1.
Produk
a.
Pelayanan
pemeriksaan hamil (senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan laktasi)
b.
Pelayanan
bersalin
c.
Pelayanan
nifas
d.
Pelayanan
pemeriksaan bayi
e.
Pelayaanan
pemeriksaan balita
f.
Penyuluhan
kesehatan
g.
KB/Konseling
h.
Imunisasi
ibu dan bayi
i.
Kesehatan
reproduksi remaja
2.
Harga
Biaya pelayanan kesehatan menurut IBI
a.
Alat
kontrasepsi bawah kulit Rp.250.000
b.
KB suntik Rp.5000 –
Rp. 20.000
Dll
3.
Tempat
pemasaran
a.
RS
b.
Puskesmas
c.
Rumah
Bersalin
d.
BPM
4.
Promosi
pelayanan kebidanan
a.
Pendekatan
sosial masyarakat (langsung dan tidak
langsung)
b.
Promosi di
lingkungan masyarakat (dengan pelayanan berkualitas dan memuaskan kepada
pasien)
c.
Penyuluhan
kepada masyarakat tentang kesehatan (tentang PMS, seksualitas, kesehatan
reproduksi)
d.
Promosi
melalui jejaring sosial
5. Sasaran
a. Ibu hamil
b. Ibu bersalin
c. Ibu nifas
d. BBL
e. Balita
f. Lansia
g. Remaja
- JURNAL YANG BERKAITAN DENGAN PEMASARAN SOSIAL JASA KEBIDANAN
1).
Setiap tahun
promosi kesehatan masyarakat melalui media massa diperbaharui dalam upaya merubah
prilaku kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan. Promosi kesehatan ini
disampaikan pada masyarakat melalui sumber informasi yang terpercaya. Petugas
kesehatan tidak hanya memberikan promosi kesehatan melalui media massa saja,
tetapi juga harus memotivasi masyarakat secara langsung untuk mengubah perilaku
kesehatan yang kurang baik (Witney,Randolph at all, 2004).
Analisa kelompok:
Seorang bidan dalam upaya merubah dan meningkatkan derajat kesehatan dapat
melakukan berbagai pendekatan yaitu pendekatan sosial masyarakat (langsung dan tidak langsung), promosi di lingkungan
masyarakat (dengan pelayanan berkualitas dan memuaskan kepada pasien),
penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan (tentang PMS, seksualitas,
kesehatan reproduksi), promosi melalui jejaring sosial.
2).
Dari hasil
penelitian Karen Glanz dkk (1990) mengungkapkan bahwa salah satu aspek penting dari pemasaran adalah analisis prilaku
konsumen. Tiga bidang yang luas dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk
memahami faktor-faktor penentu prilaku konsumen yang meliputi:
·
Pengaruh
lingkungan
·
Pengaruh
individu
·
Pengolah
informasi dan pengambilan keputusan yang sebenarnya.
Analisa kelompok:
Cara meningkatkan kualitas pelayanan bidan yang ada di perkotaan sehingga
dapat bersaing dengan profesi lain dengan cara menciptakan diferensiasi dengan
memberikan pelayanan yang beragam tanpa menyimpang dari kewenangan atau kode
etik yang ada. Bidan juga mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan
kekurangan pelayanan kesehatan yang ia berikan kepada klien sehingga ia dapat
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan, juga harus mampu mengembangkan
wawasan keilmuan serta ketrampilan teknis untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya.
3). Berdasarkan hasil
penelitian yang disadur dari jurnal internasional oleh Hampton,Geral (2004)
mengemungkakan bahwa profesionalisme berhubungan positif dengan kepuasan kerja
dimana profesionalisme dan manfaat yang ditemukan berhubungan positif dengan
orentasi pasar dan berdampak kepada imbalan yang diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa orentasi pasar yang baik akan menghasilkan kepuasan kerja
yang positif.
Analisa kelompok:
Pelayanan yang diberikan bidan tidak hanya berfokus pada kebutuhan pasien,
tetapi harus memperhatikan keinginan dan permintaan klien tanpa menyimpang dari
kewenangan dan pelayanan kebidanan yang seharusnya di berikan sehingga
menghasilkan kepuasan klien yang berdampak pada imbalan yang akan diterima.
BAB III
PENUTUPAN
A.
KESIMPULAN
Pemasaran diidentik dengan Proses perdagangan barang yang diorentasikan sebagi
proses jual beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika kita membahas tentang penyediaan jasa.
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang
pemasaran sosial jasa asuhan kebidana secara lebih mendalam. Dalam hal ini
pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang
berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan
pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam
penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh karena itu
yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya
suatu barang / jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial.
Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah Ibu hamil, Ibu
bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita, Calon pengantin, Pasangan usia subur, wanita
usia menopause dan lanjut usia.
Dari beberapa defenisi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu
kegiatan atau proses tukar menuikar yang dapat memberikan nilai baik bagi
konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan.
B.
SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan informasi kepada pembaca tentang pemasaran
sosial jasa asuhan kebidanan.Kelompok mengharapkan kepada pembaca untuk dapat
memberikan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-6888229349614243",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-6888229349614243",
enable_page_level_ads: true
});
</script>